Sunday, April 11, 2021

Pelukis Basoeki Abdullah

Dalam bidang dan budaya, hal yanq sangat vital. Keberadaan apresiasi tidak hanya bermanfaat bagi seniman, tetapi juga para penikmat seni.  Apresiasi menjadi semacam reaksi yang dengan mudah ditemukan. Oleh sebab heran apresiasi dan keberadaan bentuk-bentuk seni budaya sebagai dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Apresiasi berperan sebagai jembatan pihak seniman dan penikmat seni. Tanpa apresiasi sebuah karya seni sulit untuk ditentukan.

Kegiatan apresiasi dapat dimaknai sebagai kegiatan mengamati, menanggapi, dan menghayati untuk menemukan kualitas dan nilai dari suatu bentuk.  Apresiasi seni dan budaya dapat dimaknai sebagai upaya untuk memahami bentuk-bentuk dan hasil seni budaya secara menyeluruh, termasuk memahami nilai-nilai yang ada di dalamnya, seperti nilai estetika.  Penyebab perbedaan apresiasi dalam diri setiap orang bermacam-macam, mulai dari perbedaan tingkat ilmu pengetahuanı pemahamanı pengalamanı status sosial, hingga kondisi internal dalam diri seseorang, seperti kondisi fisik, psikis, dan mental. 

Berdasarkan pendekatannya, apresiasi terbagi menjadi dua, yakni apresiasi pasif dan apresiasi aktif. Apresiasi aktif melahirkan dua hal, yakni pendekatan aplikatif dan pendekatan kesejarahan. Menurut tingkatannyaı apresiasi terbagi menjadi tigaı yakni apresiasi empatik, apresiasi estetik, dan apresiasi kritik. 

Menurut Brent G. Wilson, apresiasi mengandung tiga konteks utama, yakni feeling (perasaan, berkaitan dengan apresiasi empatik dan estetis), valuing (penilaian, berkaitan dengan apresiasi kritik), dan emphatizing (empati, berkaitan dengan apresiasi empatik). Tujuan apresiasi seni budaya meliputi memahami alasan penciptaan karya seni, mengembangkan kreativitas, menumbuhkan kepekaan estetisı dan menyempurnakan karya seni. Fungsi apresiasi seni budaya meliputi memahami seni secara mendalam, mengetahui kualitas suatu karya seni, mengembangkan kemampuan seniman dan penikmat seni, menambah pengalaman berkesenian, serta meningkatkan kecintaan terhadap karya seni. Menurut Edmund Feldman, kegiatan apresiasi seni rupa dapat dilaksanakan melalui empat tahapan, yakni deskripsi, analisis, interpretasiı dan penilaian. 

Menerapkan apresiasi seni budaya Nusantara dapat diterapkan dengan banyak cara, seperti mengenali bentuk-bentuk seni budaya Nusantara, mempelajari bentuk-bentuk seni budaya Nusantara, dan menampilkan bentuk-bentuk seni budaya Nusantara.


Basoeki Abdullah adalah pelukis berkebangsaan Indonesia yang dilahirkan pada tahun 1915 di Surakarta. la mengenyam pendidikan seni di Academie Voor Beeldende Kunsten, Belanda, pada tahun 1933. Dalam menciptakan karya, ia dikenal sebagai pelukis beraliran realis dan naturalis. Pada masa pemerintahan Presiden Soekarno dan Presiden Soeharto, ia ditunjuk menjadi pelukis resmi di Istana Negara. Hingga kini, karya-karyanya masih banyak disimpan dan menghiasi berbagai istana kepresidenan di Indonesia. 

Sebagai pelukis istana, Basoeki Abdullah banyak menciptakan lukisan potret dari berbagai tokoh nasional dan internasional yang berkunjung ke Indonesia. Selain lukisan potret, ia juga banyak melukis alam dan pemandangan. Basoeki Abdullah juga sangat produktif dalam menghasilkan karya. Karya-karyanya banyak dipamerkan di dalam negeri dan di luar negeri, seperti Thailand, Malaysia, Belanda, Inggris, dan Jepang. 

Dalam lukisan potret yang ia buat, Basoeki Abdullah banyak menggunakan warna-warna monoton, seperti cokelat dan hitam. Penggunaan warnawarna monoton tidak hanya membuat lukisan potret karyanya lebih hidup, tetapi juga indah dan berfokus pada objek.

Basoeki Abdullah terkenal gemar melukis potret wanita cantik. Contoh lukisan potret wanita cantik yang pernah ia hasilkan adalah potret Imelda Marcos, Ratu Sirikit, dan Ratna Sari Dewi (istri Presiden Soekarno). Sementara itu, contoh lukisan naturalis bertema alam buatannya yang cukup dikenal adalah lukisan seorang penyelam dan pemandangan bawah laut. Konon, lukisan itu dibuat dengan teknik tiga dimensi yang menimbulkan efek metirik pada mata sang penyelam.


Sumber: Sugiyanto, dkk. 2017. Seni Budaya untuk SMK/MAK Kelas X. Jakarta: Erlangga.