Tuesday, July 21, 2020

Pengertian Keindahan

Keindahan mengacu pada sesuatu yang elok. Sampai sekarang belum ada kesepakatan mengenai definisi keindahan, namun ada Batasan-batasan yang mengenai keindahan secara umum yaitu:
1. Definisi-definisi yang mengarah pada objek (keindahan objektif). Makna keindahan objektif adalah suatu keindahan yang mengarah pada suatu objek tertentu misalnya terhadap alam atau karya seni.

2. Definisi-definisi yang mengarah pada subjek (keinfahan objektif). Makna keindahan subjektif adalah suatu keindahan yang mengarah pada sisi yang menghayati keindahan yang mengarah pada sisi yang menghayati keindahan tersebut. Contohnya keindahan harus menimbulkan efek berupa rasa senang bagi si penikmat seni.

Herbert Read seorang professor seni rupa di Edinburgh menyatakan bahwa “Beauty is a unity or format relations among our sense-perceptions” atau “Keindahan merupakan satu kesatuan hubungan antara kepekaan dan persepsi yang dapat menimbulkan rasa senang atau keindahan tanpa pamrih pada subjek yang melihatnya”.  Akan tetapi pernyataan ini terlalu bersifat jasmaniah. Keindahan tidak selalu berfokus pada sisi visual tetapi secara lebih mendalam berfokus pada pengalaman batiniah. Artinya keindahan tercipta tidak hanya untuk memanjakan mata tetapi juga untuk kenikmatan spiritual. Terdapat paparan dari para ahli yaitu sebagai berikut:
1. Menurut Leo Tolstoy (Rusia)
Terdapat istilah yang serupa dengan keindahan yaitu Krasota yang bermakna sesuatu yang mendatangkan rasa menyenangkan bagi indra penglihatan/tangkapan mata.
2. Menurut Alexander Baumgarten (Jerman)
Keindahan dipandang sebagai keseluruhan susunan dari bagian-bagian yang teratur dan saling berkaitan dan menimbulkan perasaan menyenangkan bagi yang menghayatinya.
3. Menurut Shaftesbury (Jerman)
Keindahan adalah suatu hal yang nyata dan sesuatu hal yang nyata adalah hal yang baik.
4. Menurut Hemsterhuis (Belanda)
Sesuatu yang indah adalah hal yang paling banyak mendatangkan rasa senang dan rasa senang dapat dirasakan dalam waktu sesingkat-singkatnya.

Menurut Johann Joachim Winckelmann seseorang yang menghayati suatu karya akan menganggap karya tersebut menarik, tetapi karya tersebut belum tentu menarik bagi orang lain. Selain berasal dari perbedaan selera, kemampuan dalam memahami keindahan juga berasal dari perbedaan pengalaman dan pengetahuan yang luas dari individu yang bersangkutan. Perbedaan kemampuan tersebut disebabkan oleh perbedaan emosi, pengalaman dan pendidikan. Keindahan itu bersifat relatif.



Sumber : Sugiyanto. 2017. Seni Budaya untuk SMK/MAK Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Kriteria Berkarya Seni

Tahap-tahap kegiatan berkarya seni:
1. Mengamati
Pada tahap ini sorang seniman atau creator akan melaksanakan pengamtan terhadap realitas internal kehidupan spiritualnya. Hal ini sangat mungkin berkenaan dengan cita-cita, emosi, nalar, intuisi, gairah, kepribadian, dan pengalaman-pengalaman lain yang sudah atau sedang dialami seniman tersebut.

2. Menanyakan
Pada tahap ini sorang seniman atau creator akan menanyakan pada dirinya sendiri mengenai pengalaman mana yang paling berkesan dan mendesak untuk diekspedisian melalui kegiatan berkarya seni. Tahap ini juga dikenal dengan subject matter.

3. Mencoba
Pada tahap ini sorang seniman atau creator akan mencoba menerka wujud atau visi visual dari karya yang akan ia hasilkan. Bentuk karya seni yang akan dihasilkan dapat berupa bentuk figurative (menyerupai bentuk alamiah), semi figurative (bentuk yang telag mengalami distorsi atau perubahan), atauppun non figurative (tidak lagi menggambarkan sisi alamiah melainkan sisi atau bentuk abstrak).

4. Menalar
Pada tahap ini sorang seniman atau creator akan menganalisis kekuatan dan kelemahan dari sketsa-sketsa yang telah dibuat.Tolok ukur dari sudah selesainya suatu karya seni atau belum adalah tingkat kepuasan yang dialami oleh seniman saat membuatnya.

5. Menyajikan
Menyajikan memiliki pengertian yang berbeda-beda tergantung dari jenis karya ysng diciptakan. Contohnya setelah membingkai karya, pelukis akan menulis ringkasan konsep dan deskripsi visual serta membuat label keterangan yang memuat judul, tahun penciptaan, media yang digunakan, ukuran lukisan, nama pelukis, dan foto karya lukisan.


Sumber : Sugiyanto. 2017. Seni Budaya untuk SMK/MAK Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Konsep Seni Ditinjau dari Aspek Fisik, Isi, Estetika

1. Aspek Fisik
Jika dipandang dari bentuk dan dimensinya karya seni dibedakan menjadi:
Karya seni dua dimensi yaitu karya seni yang hanya memiliki ukuran panjang dan lebar saja, hanya dapat dinikmati dari satu sudut pandang yaitu dari arah depan atau sejajar dengan bidang datar.Contohnya seni lukis, seni grafis, seni ilustrasi, dan seni fotografi.
Karya seni tiga dimensi yaitu karya seni yang memiliki panjang lebar dan tinggi. Dengan demikian karya seni tiga dimensi memiliki volume atau isi dan dapat dilihat dari berbagai arah sudut pandang. Contohnya seni patung. Seni arsitektur, seni gerabah, seni ukir dan seni instalasi.

2. Aspek Isi
Aspek isi merupakan gagasan atau tema yang menyumbang makna dari sebuah bentuk karya seni. Agar makna dapat tersampaikan memerlukan beberapa hal yaitu:
a. Gagasan
Gagasan atau ide yaitu hal pertama yang dipikirkan oleh kreator. Gagasan dan imaginasi creator bersifat unik karena merupakan buah pikiran sendiri berbeda dengan pemikiran manusia lainnya. Keunikan ekspresi pribadi itulah yang disebut dengan kreativitas. 
b. Wujud
Wujud (form) berkaitan erat dengan prinsip-prinsip komposisi. Prinsip-prinsip komposisi meliputi: prosporsi (proportion), keseimbangan (balance), irama (rhytym), kontras (contrast), klimaks (climax) dan kesatuan (unity).
c. Arti atau Makna
Arti atau makna dapat dibedakan menjadi dua yaitu makna denotatif dan makna konotatif. Makna denotative bersifat objektif dan dapat dipahami melalui pengamatan dan pikiran/rasio. Sementara makna konotatif bersifat subjektif serta lebih berkaitan dengan perasaan dan makna simbolis/tersirat.

3. Aspek Estetika
Kemampuan estetis adalah kemampuan menciptakan nilai-nilai keindahan untuk karya seni sesuai dengan pengalaman artistic seorang creator atau seniman. Terdapat dua teori mengenai pengertian keindahan yaitu:
a. Teori objektif
Menurut teori ini estetis dimaknai sebagai kesan yang dapat ditemukan pada suatu objek atau karya seni dengan ciri-ciri, sifat, kualitas, dan keindahan yang dihasilkan dari kesatuan unsur seni yang digunakannya.
b. Teori subjektif
Menurut teori ini suatu benda atau karya seni diaktakan indah apabila dapat menimbulkan perasaan puas, nikmat, kagum, dan indah menurut perasaan seseorang yang bersifat individual.

4. Aspek Nilai
Menurut R.S. Stites dalam Mike Susanto (2002) aspek nilai terdiri atas tiga hal yaitu:
a. Nilai pakai
Seni yang memiliki nilai pakai adalah seni yang memiliki nilai ekonomi, yang berkaitan dengan mata uang.
b. Nilai kisah
Seni yang memiliki nilai pakai adalah seni yang memiliki nilai ideal, yang tercermin dalam nilai religious, moral, dan historis.
c. Nilai formal
Seni yang memiliki nilai pakai adalah seni yang memiliki nilai dalam dirinya sendiri (nilai intrinsic).


Sumber : Sugiyanto. 2017. Seni Budaya untuk SMK/MAK Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Nilai Seni

Karya seni hanya dapat berarti sebagai karya seni bagi orang yang melihat, mendengar atau membacanya sesuai dengan kepribadian dan selera setiap orang. Nilai-nilai tersebut yaitu:
1. Nilai kehidupan
Yaitu nilai-nilai yang adad alam kehidupan manusia dan bersifat mendasar sesuai hakikat serta cita rasa manusia yang ditampilkan dalam media seni. Contohnya adalah ide kemerdekaan, kebaikan, keadilan yang terwujud dalam sebuah lukisan atau lagu.

2. Nilai pengetahuan
Nilai pengetahuan dalam sebuah karya seni bermakna suatu karya seni dapat memberikan ilmu dan pemahaman baru bagi para penikmatnya. Contohnya nilai pengetahuan terwujud melalui karakteristik tata budaya atau adat kebiasaan dalam masyarakat.

3. Nilai keindahan
Nilai keindahan dalam seni berhubungan erat dengan perasaan manusia. Kehidupan hanya merupakan salah satu di antara banyak hal yang dicoba untuk diwujudkan oleh seni.

4. Nilai bentuk
Nilai ini menyebabkan seorang pengamat menikmati atau mendapat kepuasan dari ciri-ciri indrawi yang disajikan oleh suatu karya seni. Nilai bentuk menyebabkan seorang mengagumi bentuk besar dan bentuk kecil.

5. Nilai kepribadian
Nilai kepribadian mempunyai pengertian bahwa setiap karya seni memiliki kepribadian tersendiri yang membedakannya dengan bentuk karya seni lainnya. Suatu karya seni menggambarkan kepribadian atau ciri khas pembuatnya, serta lingkungan yang mempengaruhi penciptaan karya tersebut. Contohnya bentuk dan arsitektur rumah adat di Indonesia yang berbeda dengan bentuk dan arsitektur bangunan Eropa kuno.

Sumber : Sugiyanto. 2017. Seni Budaya untuk SMK/MAK Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Fungsi Seni

Menurut The Liang Gie dilihat dari mediumnya , suatu karya seni mempunyai nilai indrawi yang menyebabkan seorang pengamat menimati atau memperoleh kepuasan dari ciri-ciri indra yang disajikan oleh suatu karya seni. Berdasarkan ketentuan tersebut fungsi Seni dikatagorikan menjadi tujuh yaitu:

1. Fungsi Religi atau Keagamaan
Contohnya seni dalam bentuk kaligrafi, desain busana muslim/Muslimah, serta lagu-lagu rohani. Seni dalam upacara adat contohnya seni gamelan (gamelan luwang, angklung, dan gambang) dalam upacara ngaben di Bali.

2. Fungsi Pendidikan
Contohnya music ansambel yang di dalamnya terdapat unsur kerjasama. Penggunaan alat music angkulng dan gamelan pun membutuhkan unsur kerjasama, social dan disiplin.  Fungsi seni dalam bentuk ilustrasi gambar juga dapat ditemukan pada buku pelajaran, film/documenter, poster, lagu anak-anak dan alat peraga.

3. Fungsi Komunikasi
Seni dapat digunakan sebagai media komunikasi pada penyampaian kritik social, gagasan dan kebijakan serta promosi yang bertujuan memperkenalakn produk pada masyarakat. Contohnya terwujud dalam bentuk poster, reklame, atau iklan di media cetak atau elektronik.

4. Fungsi Rekreasi atau hiburan
Seni banyak diaplikasikan pada aspek hiburan untuk menghilangkan kejenuhan, dapat ditemukan dalam berbagai bentuk seni baik visual, audio, maupun audiovisual.

5. Fungsi Artistik
Seni yang berfungsi sebagai media ekspresi seniman dalam menyajikan karyanya tidak digunakan untuk kebutuhan komersial seperti music kontemporer, tari kontemporer, dan seni rupa kontemporer. Seni pertunjukan seperti ini tidak bisa dinikmati oleh pengunjung saja tapi hanya hanya bisa dinikmati oleh para seniman dan komunitas tertentu.

6. Fungsi Guna (Seni Terapan)
Karya seni terapan merupakan karya seni yang penciptaannya berfokus pada kegunaannya. Meskipun berfokus pada nilai guna tetapi tidak melupakan sisi artistic dan estetika yang lazim ditemukan dalam sebuah karya seni. Contohnya adalah perkakas rumah   tangga yang bernilai guna tinggi tapi juga menarik dari segi tampilan.

7. Fungsi Kesehatan (Terapi)
Dalam pengobatan bagi penderita penyakit degenerative misalnya dementia dan Alzheimer, autism dan gangguang psikologis music sering kali digunakan dalam sesi terapi. Siegal (1999) dalam temuannya, gelombang alfa yang dihasilkan music klasik dapat memberi efek menenangkan dan merangsang system limbic jaringa neuron otak. Sementara itu menurut Gregorian, music gamelan dipercaya dapat mempertajam pikiran.


Sumber : Sugiyanto. 2017. Seni Budaya untuk SMK/MAK Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Pembagian Seni

1. Menurut media yang dipilih
a. Seni audio (auditory art)
Merupakan seni yang dapat dinikmati dengan indra pendengaran (telinga). Contoh:
-Seni musik, yaitu seni yang dapat dinikmati melalui nada. Misalnya perkusi, solo gitar, pertunjukan gamelan, dan sebagainya.
-Seni sastra, terdapat jenis sastra yang dapat dinikmati dalam bentuk suara misalnya deklamasi puisi, musikalisasi, puisi, monolog, dan pentas drama.
-Seni suara, yaitu seni yang dapat dinikmati melalui nada dan kata yang menggunakan vocal sebagai bentuk ekspresinya. Misalnya paduan suara, pertunjukan grup music.
b. Seni visual (visual art)
Merupakan seni yang dapat dinikmati menggunakan indra penglihatan (mata). Contoh:
-Seni dua dimensi, meliputi garis, cahaya, warna, bentuk dan gerak. Misalnya seni lukis, seni grafis, fotografi, dan kaligrafi.
-Seni tiga dimensi, meliputi ruang dan wujud yang dapat dirasakan langsung baik dengan cara dilihat maupun diraba. Misalnya seni patung, seni arsitektur, seni gerabah, seni ukir, dan seni instalasi.
c. Seni audiovisual (auditory visual art)
Merupakan seni yang dapat dinikmati oleh indra pendengaran dan penglihatan. Contoh:
-Seni tari merupakan seni yang berbentuk perpaduan antara gerak dan nada. Contohnya tari Gambyong diiringi music gamelan dan menggunakan kostum dan tata rias.
-Seni drama merupakan perpaduan gerak, kata dan visual. Bisanya dilengkapi dnegan music pengiring, selain itu juga memperhatikan kostum, tata rias, tata cahaya, dan tata panggung.
-Seni opera merupakan perpaduan gerak, nada dan visual. Opera dan drama hampir sama, perbedaannya adalah keberadaan music yang dibawakan saja.
-Seni media rekam merupakan perpaduan dari berbagai unsur seni mulai dari gambar, gerakan, hingga suara. Contohnya adalah film dan animasi.

2. Menurut Perkembangannya
a. Seni Klasik
Seni klasik di Indonesia adalah seni pada zaman kerajaan Hindu Buddha, yaitu sekitar abad ke-4 sampai abad ke-17. Seni pada masa ini terwujud dalam bentuk ukiran dan relief yang ada paca candi-candi yang tersebar di Indonesia.
b. Seni Tradisional
Seni tradisional merupakan bentuk seni yang telah menjadi bagian hidup dan nilai dari masyarakat atau suku bangsa tertenu yang diwariskan dan dijaga secara turun temurun. Seni tradisional diwariskan dan dijaga secara turun temurun, tumbuh dari kebutuhan social, spiritual, keagamaan dan ritual. Pola dan bentuknya pun tetap sama Ketika sudah diadaptasi oleh generasi berikutnya, misalnya karya seni batik.
c. Seni Modern
Era seni modern barat dimulai sekitar tahun 1870-an sampai awal 1970-an bersamaan masuknya masyarakat Eropa ke era industry. Pada era ini, ideologi dan semangat penemuan, pembaruan, perubahan, serta kebebasan individu dijunjung tinggi. Teori estetika dan kesenian yang terdahulu banyak dipertanyakan dan ditantang, terutama tentang gagasan keindahan dan kenyataan yang banyak ditemukan zaman sebelumnya. Akibatnya, muncul aliran-aliran yang mendekonstruksi bentuk, seperti abstrak dan kubisme. Tentunya, banyak juga terjadinya pengembangan teknik, aliran (isme) dan material yang baru.
Dalam konsteks Indonesia gagasan tentang seni rupa modern ditandai oleh kesadaran tentang gagasan kebangsaan Indonesia dan kebebasan dari penjajahan. Gagasan ini dicetuskan sekitar tahuan 1930-an dan terlihat pada karya-karya yang dihasilkan oleh Persagi (Persatuan Ahli Gambar Indonesia). Saat inilah mulai terlihat karakter seni yang berjiwa nasionalisme Indonesia, yang merupakan sebuah perlawanan terhadap ide-ide kolonialisme (penjajahan). Ide estetika colonial melalui lukisan Mooie Indie (Indonesia yang indah) dilawan dengan lukisan Persagi yang lebih menggambarkan kenyataan sebenarnya.
d. Seni Kontemporer
Seni kontemporer global dimulai sekiar tahun 1940, tepatnya pada era pasca perang dunia. Sementara itu dalam konteks Indonesia, prinsip-prinsip seni rupa kontemporer menjadi popular mulai tahun 1970-an, bersamaan dengan perubahan situasi social dan politik di Indonesia. Berakhirnya masa Soekarno di akhir 1960-an digantikan oleh Soeharto yang merupakan awal dari terbentuknya rezim Orde Baru turut mendapatkan respons dan reaksi kritis dari kalangan seniman.
Pada perkembangannya istilah kontemporer bukan hanya merujuk pada seni patung. Seni lukis yang menggunakan aliran-aliran baru juga menggunakan istilah tersebut sebagai perwujudan dari ide dan kebaruan yang diangkat. Seiring dengan kemajuan zaman, seni kontemporer juga memunculkan beragam varian seni baru, di antaranya seni lingkungan, seni pertunjukan, seni forografi, seni arsitektur, dan seni video. Seni kontemporer dapat pula diartikan sebagai seni yang tidak terikat pakem atau aturan-aturan kuno. Seni tersebut berkembang sesuai zaman dan secara tematik merefleksikan keadaan yang sedang dilalui.



Sumber : Sugiyanto. 2017. Seni Budaya untuk SMK/MAK Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Pengertian Seni

Dalam bahasa sansekerta seni dikenal dengan istilah cilpa. Cilpa sebagai kata sifat memiliki makna warna/berwarna, sebagai kata benda bermakna pewarnaan. Su cilpa bermakna dilengkapi atau dihiasi dengan bentuk-bentuk yang indah. 
Menurut Matius Ali dalam buku Estetika: Sebuah Filsafat Keindahan, seni dibagi menjadi tiga katagori yaitu:
1. Teori mimesis (oleh Plato dan Aristoteles), menurut teori ini seni adalah tiruan objek atau benda yang ada di alam atau yang sudah ada sebelumnya.
2. Teori ekspresi seni modern. Menurut teori ini seni dimaknai sebagai ungkapan emosi atau perasaan seniman. Teori ini didukung oleh Ki Hajar Dewantara yang memberikan pengertian bahwa seni adalah segala sesuatu yang timbul dari perasaan dan sifat yang indah sehingga dapat menggerakkan jiwa dan perasaan manusia.
3. Teori cita rasa. Menurut teori ini seni bukanlah keindahan, melainkan wujud pengalaman atau perasaan seseorang.
Melalui teori-teori tersebut dapat disimpulkan seni adalah segala kegiatan manusia yang bertujuan mengkomunikasikan pengalaman batinnya kepada orang lain serta diwujudkan dalam tata susunan yang indah dan menarik sehingga dapat menimbulkan kesan menyenangkan dan kepuasan bagi yang menghayatinya.


Sumber : Sugiyanto. 2017. Seni Budaya untuk SMK/MAK Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Fungsi Budaya dalam Kehidupan Masyarakat

1. Mempersatukan masyarakat
Suatu budaya terlahir dalam suatu masyarakat dan mewakili realitas serta pemikiran yang berkembang di dalam masyarakat itu sendiri. Budaya di sepakati oleh anggota masyarakat karena adanya kesamaan rasa dan pemikiran seluruh anggota masyarakat, oleh sebab itu budaya berfungsi mempersatukan masyarakat.
Contohnya pada masyarakat yang hidup di daerah agraris terdapat budaya mengungkapkan rasa syukur atas hasil panen melimpah yang diwujudkan dalam upacara adat: Upacara Seren Taun (Jawa Barat), Upacara Penti (Manggarai, NTT).
Contoh lain yaitu budaya Pawai Ogoh-ogoh (mayarakat Hindhu, Bali) dilaksanakan dengan mengarak patung raksasa untuk membersihkan hal-hal negative sehari sebelum hari raya Nyepi. Hal ini membuat masyarakat hindhu di Bali bersatu.

2. Memenuhi kebutuhan dasar masyarakat
Budaya dengan segala urusannya merupakan alat untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.
Contohnya manusia akan sulit berkomunikasi tanpa bahasa, tanpa adanya kesenian manusia akan mudah stress dan kehilangan semangat hidup, tanpa adanya pengetahuan manusia akan sulit memahami hal-hal di sekitarnya, tanpa adanya teknologi manusia akan sulit menyelesaikan sesuatu, tanpa adanya system kemasyarakatan kondisi social akan kacau dan saling bertikai, tanpa adanya system ekonomi manusia akan sulit memenuhi kebutuhan hidup.

3. Mendorong perubahan dalam masyarakat
Budaya adalah hal kompleks dan membawa pengaruh besar bagi masyarakat. Budaya bersifat dinamis dan sangat bergantung pada perkembangan zaman.. Perubahan budaya terjadi yang memerlukan waktu yang cukup panjang dan bertahap biasanya terjadi pada perubahan yang disengaja atau direncanakan. Sedangkan perubahan yang terjadi secara singkat biasanya diakibatkan oleh faktor alam misalnya bencana alam. Bencana alam yang melanda suatu daerah dapat merusak tatanan masyarakat yang telah berlangsung sebelumnya di daerah tersebut.
Contohnya dalam bidang ekonomi, sejak adanya mata uang masyarakat diharuskan membeli menggunakan uang. Dalam bidang transportasi berdasakan perkembangan teknologi adanya transportasi berbasis online membuat meningkatnya permintaan masyarakat akan ponsel pintar. Dalam bidang kesenian masyarakat didorong untuk terus mengembangkan kreativitas seni baru misalnya aliran music yang baru.


Sumber : Sugiyanto. 2017. Seni Budaya untuk SMK/MAK Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Ekspresi Seni dalam Budaya Masyarakat

Seni telah ada sejak zaman prasejarah  dan tidak lepas dari kehidupan manusia dan merupakan bagian dari kebudayaan yang merupakan hubungan antara menusia dengan lingkungan sosialnya. 

Seni ekspresi berbeda dengan seni imitasi. Ekspresi seni merupakan pengungkapan diri seniman ranpa melibatkan emosi orang lain. Imitasi merupakan bentuk peniruan terhadap bentuk yang sudah ada baik segi bentuk maupun gagasannya.

Ekspresi erat kaitannya dengan pemikiran yang kreatif dan imaginatif yang berakar dari pemikiran bebas. Kebebasan ini tercermin melalui karya-karya yang tercipta baik berupa tulisan, lukisan, ukiran, music, tari maupun bentuk-bentuk seni lainnya. Karena berkedudukan sebagai ekspresi maka tak jarang seni dijadikan sebagai media komunikasi seniman pada penikmat karyanya. Pemikiran tersebut tidak hanya berupa gagasan tetapi juga kritik atas kondisi social tertentu.

Sebagai sebuah ekspresi, baik seni tradisional, modern maupun kontemporer perlu memperhatikan hal-hal yang berasal dari dalam dan luar masyarakat. Jika suatu seni merupakan kritik suatu masalah social maka pencipta karya harus benar-benar memahami masalah yang hendak dikritik. Selain itu penikmat seni akan mudah mengenali simbol-simbol dalam karya yang diciptakan.

1. Seni sebagai media komunikasi (Communication Device)
Ketika bentuk seni telah dinikmati masyarakat maka secara tak langsung bentuk seni tersebut telah mengkomunikasikan ekspresi penciptanya pada masyarakat. Pada masa prasejarah contohnya terdapat lukisan cap tangan atau gambar simbolik di dinding gua yang memberikan pemahaman pada manusia modern mengenai budaya pada masa praejarah. Komunikasi melalui visual pada umumnya lebih mudah dipahami baik berupa gambar, lukisan, seni grafis, ilustrasi maupun gambar bergerak (animasi). 
Berbagai macam simbol diciptakan manusia baik bersifat verbal maupun non verbal. Simbol yang dikomunikasikan manusia lewat seni lebih mudah diterima karena sifatnya yang indah.

2. Gambar sebagai salah satu media ekspresi 
Menggambar merupakan kegiatan menuangkan persepsi visual ke dalam media gambar. Namun walaupun proses menggambar berakar kuat pada kemampuan manusia untuk melihat, hasil gambar tidak harus selalu sesuai dengan realitas yang dilihat. Setiap manusia memiliki persepsi sendiri atas apa yang ia lihat. Melalui gambar, senima dapat mengkomunikasikan berbagai pemikiran dan konsep yang dimiliki.

Sumber : Sugiyanto. 2017. Seni Budaya untuk SMK/MAK Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Unsur-unsur Budaya

Para ahli antropologi membagi unsur kebudayaan ke dalam sepuluh unsur yakni teknologi, keluarga, system ekonomi, kekuasaan politik, system norma, alat dan lembaga pendidikan, serta organisasi kekuasaan. Sementara itu seorang ahli bernama C.Kluckhohn membagi unsur kebudayaan menjadi tujuh yaitu:

1. Sistem kepercayaan/Religi
Sebelum berkembangnya agama, system kepercayaan erat kaitannya dengan hal yang bersifat transenden atau diluar kuasa manusia seperti dewa-dewa atau roh nenek moyang. Masyarakat yang menganut suatu system kepercayaan terikat pada aturan yang ada dalam system kepercayaan tersebut. Diyakini pelanggaran terhadap aturan tersebut akan membawa kemalangan baik bagi dirinya maupun anggota masyarakat lainnya.
Semakin banyak jumlah masyarakat yang menganut suatu system kepercayaan di suatu daerah maka semakain identic pula daerah tersebut dengan system kepercayaan yang bersangkutan. Contoh mayoritas masyarakat di Bali menganut agama Hindu maka pulau Bali identik dengan agaa Hindu.

2. Sistem pengetahuan
Suatu masyarakat umumnya memiliki system pengetahuan yang disepakati dan dipahami oleh setiap anggota masyarakat. Contohnya system pengetahuan yang dikenal di berbagai belahan dunia yaitu waktu dan system kalender. Sistem kalender yang digunakan di dunia adalah kalender Masehi dan Hijriah. 

3. Sistem teknologi
Secara sederhana teknologi dapat dimaknai sebagai penemuan yang bertujuan untuk mempermudah dan mempercepat pekerjaan manusia. Teknologi berkembang sesuai perkembangan zaman. Semakin canggih teknologi semakin baik pula hasil pekerjaan yang diperoleh. Pada zaman batu manusia menggunakan batu, pada zaman perunggu manusia menggunakan perunggu untuk membuat perkakas rumah tangga, pada zaman modern teknologi semakin  maju di masa Reinaisans, pada masa sekarang berubah lagi menjadi era digital. Perkembangan teknologi turut membawa perubahan bagi masyarakat. Teknologi yang semakin maju membuat manusia tidak lagi harus bekerja keras untuk mencapai suatu tujuan.

4. Sistem kemasyarakatan
Ssitem kemasyarakatan yang dianut masyarakat berkitan erat dengan system religi, latar belakang kesukuan, derajat dan tempat tinggal. Berdasarkan derajat dalam masyarakat dibedakan menggunakan system kasta. Kasta tertinggi untuk pemuka agama dan bangsawan. Kasta terendah untuk rakyat jelata. Berdasarkan profesi masyarakat dibedakan menjadi pemilik modal dan pekerja. Berdasarkan tempat tinggal dibedakan tingkatan wilayah RT, RW, kelurahan, kecamatan, kabupaten atau kotamsdya, dan provinsi.
Di Indonesia system kemayarakatan yang banyak dipakai adalah system paguyuban yang mengubungkan kesamaan lata belakang keluarga, suku bangsa dan tempat tinggal, sedangkan system patembayan mengubungan kesamaan kepentingan misalnya hubungan antara pegawai dan dan pemimpin di tempat kerja.

5. Sistem ekonomi
Sistem ekonomi yang disepakati masyarakat pada zaman dulu adalah barter atau tukar menukar barang. Setelah ada mata uang kini transaksi dapat menggunakan jasa perbankan, seperti transfer, cek dan giro. Sistem eknomi tidak hanya berkisar pada mata yang saja tetapi juga pada pasar. Dahulu jual beli harus bertatap muka, kini dapat dilakukan dengan media elektronik maupun internet.

6. Bahasa
Bahasa dapat disebut sebagai kunci kebudayaan karena menjadi alat komunikasi paling esensial bagi manusia. Bahasa yang digunakan dalam suatu komunitas harus dipahami oleh anggota komunitas tersebut. Sebelum adanya aksara, manusia berkomunikasi dengan bahasa simbol baik suara, gambar, maupun gerakan tubuh. Setiap bahasa menjadi identitas suatu masyarakat.

7. Kesenian
Bentuk-bentuk kesenian berkembang di masyarakat sangat beragam mulai dari seni rupa, seni arsitektur, seni music, seni tari, hingga seni pertunjukan. Setiap bentuk yang lahir di masyarakat mencerminkan ciri khas masyarakat dan menambah keragaman budaya di suatu tempat tertentu.

Sumber : Sugiyanto. 2017. Seni Budaya untuk SMK/MAK Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Definisi Budaya

Seni tidak hanya tercipta dari imaginasi dan gagasan sang pencipta. Hal-hal yang berasal dari luar diri pencipta, diantaranya realitas dan fenomenal sosial yang terjadi di masyarakat. Segala sesuatu yang yang terjadi dalam masyarakat dan telah mengajar erat kaitannya dengan istilah budaya.

Dalam KBBI istilah budaya memiliki empat pengertian yaitu pikiran, akal budi, adat istiadat, sesuatu mengenail kebudayaan yang sudah berkembang dan sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan dan sukar diubah. Istilah budaya berasal dari bahasa sansekerta yakni buddhi bermakna akal budi manusia. Dalam bahasa inggris terdapat istilah culture bermakna nilai dan norma social yang dapat ditemukan dalam masyarakat.

Pengertian budaya menurut para ahli:
1. Menurut Cicero, kebudayaan merupakan hasil pengolahan jiwa dan pemikiran manusia yang digunakan untuk mengembangkan masyarakat.
2. Menurut Edward S.Casey, kebudayaan merupakan hal yang terlahir dalam masyarakat yang mendiami suatu wilayah tertentu dan dijadikan identitas yang dapat dipertanggungjawabkan oleh masyarakat itu sendiri.
3. Menurut Koentjaraningrat, budaya adalah keseluruhan suatu system gagasan, tindakan, serta hasil karya manusia dalam kehidupan.
4. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, kebudayaan adalah hasil cipta, rasa, dan karya manusia
5. Menurut E.B.Taylor, kebudayaan adalah kesatuan kompleks yang terdiri atas ilmu pengetahuan, seni, adat istiadat, hukum, dan budi pekerti yang dimiliki manusia dalam suatu komunitas masyarakat.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kebudayaan merupakan suatu cara hidup yang bersumber dari akal budi manusia, dijadikan identitas dan hak milik, serta diwariskan secara turun-temurun dalam suatu masyarakat.


Sumber: Sugiyanto. 2017. Seni Budaya untuk SMK/MAK Kelas X. Jakarta: Erlangga.