Saturday, July 16, 2016

Sebutan "boneka" untuk manusia

Boneka merupakan ungkapan benda tiruan, kata "boneka" dapat digunakan kembali pada sebutan makhluk hidup. Pada dasarnya sebutan "boneka" pada makhluk hidup diberikan karena alasan ada beberapa hal yang membuatnya menjadi seperti boneka, mungkin sifatnya, karakternya, bentuknya, posisinya atau apapun lainnya. Misalnya "manusia boneka" dapat berarti manusia yang mirip dengan boneka, atau manusia yang sangat menyukai boneka. Ungkapan lain "jangan mau menjadi boneka" dapat berarti jangan bersedia diperlakukan sebagai boneka, karena pada umumnya boneka yang digunakan sebagai mainan akan diperlakukan oleh orang lain sesuai keinginannya bukan keinginan si boneka, akan tetapi sebutan "boneka" pada manusia memiliki arti si boneka tersebut memiliki keinginan sendiri yang tidak lain adalah manusia tersebut.
Perlakuan manusia kepada manusia lain yang hampir mirip seperti memperlakukan boneka sebenarnya ada dimanapun. Tidak khusus seperti boneka sandiwara dalam pertunjukan drama atau film dan sinetron. Pada hakikatnya, pertentangan hak seseorang dengan perintah orang lain yang harus dilakukan oleh "si boneka" bisa saja disebut dengan "permainan boneka". Alasan yang mendasar adalah ketika seseorang berkinginan, berkemauan, atau bersedia atas sebuah hal yang sama dinamakan kerja sama, meskipun ada beberapa kejadian yang dapat memanipulasinya menjadi "permainan boneka".
Perlakuan seorang majikan kepada pembantu bisa dikatagorikan "permainan boneka", persetujuan antara dua pihak tersebut memang bernama kerja sama akan tetapi seorang majikan bisa saja tetap menganggap seorang pembantu adalah boneka yang bisa diperlakukan semena-mena. Pemberian perintah yang sangat praktis tanpa remot kontrol membuat "permainan boneka" ini menjadi lebih menarik dan canggih. Alat penggerak dan pemahaman perintah dari manusia sendiri yang memiliki kedudukan sebagai "boneka" di dalam rumah. Pada kasus yang sangat terlihat terlihat pada perbudakan. Meskipun sebenarnya sama saja dengan sistem pembantu dan majikan akan tetapi pada kasus perbudakan, seorang budak tidak memiliki hak sebanyak seorang pembantu, sedangkan seorang boneka tidak memiliki hak sama sekali.
Kejadian ini tidak bisa disamakan dengan kejadian Tuhan memiliki manusia. Meskipun seolah-olah Tuhan memiliki boneka berupa "manusia" dan dapat dikendalikan melalui takdir, jalan cerita, watak, sifat dan sebagainya, akan tetapi ada sebuah ikatan yang bernama agama, kepercayaan, pengakuan, janji, sejarah dan sebutan lainnya antara manusia dan Tuhan. Bayangkan saja boneka yang tidak pernah menyadari bahwa anda memilikinya dan boneka sama sekali tidak merasa keberatan sebab anda menganggap boneka tidak bernyawa. Ada beberapa upaya yang anda lakukan untuk membuat boneka tersebut berubah seperti menjadi lebih baik (berpakaian, diberi kejadian, diberi nama, dan sebagainya) atau menjadi lebih buruk (dimutilasi, dibuang, dirusak, dan sebagainya). Andapun juga bisa membuat perjanjian dengan boneka, misalnya akan memuseumkannya suatu saat nanti, atau akan membakarnya suatu hari nanti, tetapi sayangnya boneka anda tidak memiliki nyawa. Meskipun jika boneka tersebut akan terpaksa mengatakan ia berjanji karena "kehendak anda", tetapi sayangnya anda tidak bisa menciptakan ruh yang bisa lepas dari tubuh boneka dan berbicara dengan anda, jikapun bisa itu hanyalah imaginasi anda. Itulah bedanya kejadian anda dan boneka dengan anda dan Tuhan.
Contoh lain adalah orang tua dan anak, tidak naif jika seorang anak mengakui bahwa dirinya adalah boneka milik orang tuanya. Sekalipun menolak tetapi tetap dilakukan demi sesuatu yang dinamakan kerelaan orang tua. Dalam kasus ini juga dikatakan sebagai kerja sama akan tetapi tidak menghasilkan uang atau harta tetapi berupa kasih sayang dan hubungan manusia meskipun tidak dipungkiri juga di dalamnya akan ada uang atau harta benda.
Kasus lain secara umum sebenarnya dapat kita lihat pada kehidupan sehari-hari ketika manusia menggerakkan manusia lain demi keinginan sebagai penggerak boneka. Dalam hubungan pertemanan, kekasih, masyarakat dan sebagainya. Tidak bisa dipungkiri posisi kita akan berada pada seorang "boneka" ataupun tidak, oleh karena itu pandai-pandailah menjadi seorang "boneka". Ada beberapa manusia yang memuja-muja bonekanya, ada yang hanya memajangnya, mempermainkannya atau hanya menggerakkannya. Anda tinggal pilih mau menjadi seorang Barbie, Teddy Bear, Vodoo, miniatur, boneka robot atau yang lainnya lagi?
Menjadi seorang aktor atau aktris juga tidak selamanya bermain sebagai "boneka Barbie" yang harus mempesona dimana-mana. Tidak selamanya anda berdandan dan berperan sebagai orang lain, anda bisa berubah menjadi boneka yang hanya dipajang ketika dilihat publik, atau boneka langka yang berharga anda tidak bisa disentuh karena sulit dijumpai publik. Dalam hubungan sosial juga demikian, misalnya ketika anda menjadi seorang kekasih, jangan menjadi boneka robot yang disuruh melakukan ini dan itu oleh pacar anda. Jadilah sebuah boneka yang mahal karena perawatannya memang harus mahal, akan menguntungkan anda bukan? Namun demikian segala posisi yang anda miliki terserah pada kehendak, tujuan seseorang berada pada posisi yang dimiliki adalah berbeda-beda.

No comments:

Post a Comment