Wednesday, October 20, 2021

Menganalisis Konsep Penerapan Ragam Hias


Ragam hias sudah dibuat sejak lama, namun tidak semua motif ragam hias dapat berkembang bersama. Pada jaman prasejarah motif ragam hias tumbuhan atau motif flora belum dapat berkembang dengan baik. Motif ragam hias flora berkembang setelah adanya pengaruh Hindu yang datang dari India. Sejak adanya pengaruh Hindu motif flora menjadi sangat umum dan bahkan menjadi bagian yang sangat penting dalam ragam hias di Indonesia. Motif tumbuh tumbuh semakin berkembang dan mendapatkan tempat yang istimewa setelah datangnya pengaruh Islam seperti pada abad ke 15. Sebaliknya sebaliknya motif binatang dan manusia semakin berkembang bahkan di beberapa daerah mulai ditinggalkan. Dalam perkembangannya motif tumbuh tumbuhan berpadu dengan benda benda alam seperti bebatuan, gunung, awan.

Dalam kehidupan sehari-hari apakah kamu sering bertemu dengan ragam hias? Ragam hias apa yang sering Kamu lihat dan temukan baik di rumah, lingkungan sekitar rumah atau tempat lain pada saat ini? Coba Kamu mengingat kembali dan sebutkan ragam hias yang sering ditemukan! Tentu banyak sekali ragam hias yang bisa kamu temukan. Ragam hias yang Kamu temukan terdiri dari berbagai bahan untuk membuanya, beragam motif untuk diterapkan pada benda tersebut dan juga berbagai teknik dalam pembuatan benda tersebut.

Motif ragam hias tumbuh-tumbuhan secara luas diterapkan pada ornamen yang dipahatkan misalnya pada batu untuk hiasan candi, dipahatkan pada kayu untuk menghias perabot rumah tangga, diterapkan pada benda benda produk seperti keramik, kain sulam, bordir, tenun dan batik. Selain itu ragam hias tumbuh tumbuhan juga diterapkan pada bahan dari logam. Hampir semua daerah yang ada di Indonesia mengembangkan motif ragam hias tumbuh tumbuhan sesuai dengan ciri khas daerah masing-masing.

Dari berbagai motif tumbuh tumbuhan, motif bunga paling banyak dipilih untuk dibuat ragam hias. Di antara banyak pilihan bunga, bunga Teratai adalah bunga yang sering dijadikan obyek ragam hias. Sejak jaman Hindu bunga Teratai memiliki peran penting, kuntum bunga merah disebut Padma, yang biru disebut Utpala dan yang putih disebut Kumuda. Dalam kepercayaan Budha teratai juga merupakan simbol kemurnian karena muncul tidak tercela meskipun dari dalam lumpur.

Di tempat lain motif ragam hias bunga Teratai yang diukirkan pada batu dan kayu dapat dijumpai pada ornamen masjid yang ada di Mantingan Jepara dan Kasultanan Cirebon. Ragam hias Teratai banyak digunakan dan mempunyai lambang lima buah tanda pengenal perwujudan yakni pikiran, perasaan, penglihatan, kebijaksanaan dan kesadaran. Di komplek keraton Yogyakarta motif ragam hias Teratai dipadu dengan motif ragam hias Naga dan juga dengan Tawon dan Tangan di bangsal Sitinggil. Keduanya merupakan ornamen sekaligus sengkalan Memet yang menandai titimangsa berkaitan dengan pembangunan Sitinggil. Pada relief Candi Kalasan motif hias sulur yang berpola dasar pilin tegar yang sangat indah bentuknya dan merupakan stilasi dari tumbuhan Teratai.

Penerapan ragam hias adalah membuat salah satu atau gabungan dari motif flora, fauna, geometris dan figuratif pada suatu barang atau benda sehingga barang atau benda tersebut menjadi indah dan menarik. Proses pembuatan ragam hias pada suatu barang atau benda dapat dilaksanakan dengan berbagai teknik misalnya pahat, batik, sulam, lukis, dan lain-lain.

Di daerah Sumatera khususnya Minangkabau ragam hias motif tumbuh tumbuhan diterapkan pada pahatan dinding kayu untuk menghiasi rumah adat. Selain di Sumatera motif ragam hias juga berkembang di Bali, Madura, Jawa dan tempat tempat lain di Indonesia. Di Jawa dikenal beberapa gaya motif ragam hias yang diterapkan pada ukiran misalnya: gaya Majapahit, gaya Cirebon, gaya Mataram, gaya Pajajaran.

Pada dasarnya motif ragam hias yang mengambil gubahan bentuk tumbuh-tumbuhan itu memiliki unsur-unsur sebagai berikut: daun pokok, ikal daun yang disebut Ulir, tunas daun yang disebut Trubus, kelopak daun yang disebut Angkup, Bunga dan Kuncup. Bagian tanaman yang menjulur disebut Lung atau Sulur. Bentuk, ukuran dan unsur-unsur dasar ragam hias tersebut menentukan gaya ukiran di samping ada penambahan unsur yang menunjukkan ciri khas daerah tersebut.

Contoh analisis ragam hias


Sumber:

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA. Modul Pembelajaran Jarak Jauh Kelas VII Semester Genap. 2020.


No comments:

Post a Comment