Monday, October 11, 2021

Konsep Eksplorasi dan Eksperimentasi Karya Seni Rupa

 

A. Konsep Eksperimentasi dan Eksplorasi dalam Membuat Karya Seni Rupa

Salah satu kendala dalam membuat karya seni rupa yaitu terbatas dan  tidak tersedianya berbagai perangkat, peralatan dan perlengkapan berkarya. Dalam unit ini, siswa diajak untuk memanfaatkan potensi di sekitar mereka untuk menjawab keterbatasan dan ketidaktersediaan berbagai perangkat, peralatan dan perlengkapan berkarya. Setelah itu siswa diajak untuk berani bereksperimen dalam berkarya.

Beberapa pertanyaan pemantik yang dapat dijadikan panduan saat memulai untuk melakukan eksperimen dalam berkarya:

• Fase Penemuan: Benda/bahan apakah ini? Barang apa yang bisa dibuat dari benda/bahan ini?

• Fase Eksplorasi: Dengan menggunakan bahan ini, benda apa saja yang dapat dihasilkan?

• Fase Ekspansi: Variasi barang apa saja yang bisa dihasilkan dengan bahan ini?

• Fase Manifestasi: Jenis barang seperti apa yang akan terlihat estetik jika dibuat menggunakan bahan ini?

• Fase Transisi: Jika bahan ini digabungkan dengan bahan lainnya, dapatkah menghasilkan barang apa?

• Fase Pencerahan: Setelah menjawab pertanyaan-pertanyaan sebelumnya, akhirnya bisa diperoleh sesuatu yang paling menarik dan estetik jika dibuat dari bahan tersebut? tidak hanya indah, namun juga berfungsi dengan baik dan dapat berguna bagi masyarakat luas.

Dengan bereksperimen, dimungkinkan untuk mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan baru dengan tanpa batasan, dengan bebas dan menemukan sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya.

Dengan menggabungkan bahan yang tersedia di sekitar siswa, dikombinasikan dengan berbagai macam teknik yang telah dipelajari, sangat memungkinkan untuk membuat karya seni yang menarik dan kontekstual.


B. Penggunaan Alat dan Bahan dalam Membuat Karya Seni Rupa.

Agar siswa dapat memilih berbagai bahan dan teknik dalam pembuatan karya seni, Guru diharapkan mampu memantik pola pikir siswa agar secara sadar mampu memanfaatkan keunggulan potensi lokal yang ada di sekitar mereka dengan membantu beberapa kegiatan seperti di bawah ini:

b.1. pengenalan konsep

Kondisi di setiap daerah sangat beragam, karenanya masing-masing sekolah memiliki keunggulan dan tantangan sendiri-sendiri. Guru diajak untuk bijaksana mengajak siswa memperhatikan kondisi wilayah sekolahnya masing-masing dan belajar untuk memanfaatkan keunggulan yang dimiliki dan mengacuhkan tantangan yang datang karena keterbatasan.

Regulasi

Bagaimana hak siswa, dalam hal ini kelompok siswa, dijamin dan dipenuhi atau justru dihambat oleh peraturan yang berlaku di daerahnya? Adakah peraturan tertulis tidak berlaku? Faktor regulasi apakah yang membuat kegiatan belajar mengajar menjadi tidak setara dengan sekolah lain?

Akses

Bagaimana kemampuan atau ketidakmampuan siswa dalam mengakses dan menggunakan sumber daya yang diperlukan untuk menjadi siswa yang produktif ?

Beberapa hal mendasar di atas dapat dijadikan bahan pemantik diskusi oleh guru untuk membuka pola pikir siswa sehingga mereka dapat mengetahui yang ada dan dapat melihat berbagai keunggulan yang mereka miliki untuk dijadikan sebagai potensi dan kekuatan. Berbagai penjelasan tentang bahan, teknik dan keterampilan lain yang terdapat di unit sebelumnya dapat dimanfaatkan oleh siswa di unit pembelajaran ini.

b.2. Wacana Setara

Untuk menghargai kelebihan dan yang dimiliki, siswa perlu diajak untuk mengalami perbedaan itu sendiri, sehingga akhirnya dapat menilai bahwa hal itu tidak selalu objektif dan dapat menentukan penilaian masing-masing. Demikian juga siswa diajak untuk tidak selalu melihat hambatan, karena sesuatu yang tidak dimiliki dapat menjadi kesempatan untuk menghargai dan memberi arti lebih kepada apa yang dimiliki.



Sumber: buku guru Kurilulum Operasional Sekolah SMK PK KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAN PERBUKUAN PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKUAN

No comments:

Post a Comment