A. Pengertian kebudayaan secara etimologis
Pengertian kebudayaan secara etimologis adalah pengertian kebudayaan didasarkan atas asal kata kebudayaan, yakni dengan cara menjabarkan makna kebudayaan dan asal katanya dalam sejarah penggunaannya.
1. Koentjaraningrat (dalam Pengantar Antropologi)
Kebudayaan berasal dari kata “budhayah” (bahasa Sansekerta) yang merupakan bentuk jamak dari “budhi” yang berarti budi atau akal. Berdasarkan asal kata ini kebudayaan dimengerti sebagai hal yang bersangkutan dengan akal. Koentjaraningrat, seorang tokoh antropologi di Indonesia mendefinisikan kebudayaan sebagai ”keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil manusia dalam rangka kehidupan bermasyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.”
2. Haji Agus Salim (dalam Endang Saefuddin Ansari, Agama dan Kebudayaan),
Kebudayaan di dalam bahasa Jawa diucapkan “kabudayan”, dan merupakan persatuan antara budi dan daya. Kebudayaan merupakan kata yang sejiwa, tidak dipisah-pisah. Budi sendiri mengandung makna akal, pikiran, pengertian, paham, pendapat, ikhtiar, serta perasaan. Daya berarti tenaga, kekuatan dan kesanggupan. Kebudayaan oleh karenanya berarti himpunan segala usaha dan daya upaya yang dikerjakan dengan menggunakan hasil pendapat budi untuk memperbaiki sesuatu dengan tujuan mencari kesempurnaan.
3. M.M. Djojodiguno (dalam Asas-asas Sosiologi)
Kebudayaan merupakan bentuk rimbang dan kata budaya. Budaya merupakan mufrad dan budi yang berarti kemungkinan-kemungkinan yang ada dalam jiwa manusia, yang membedakan manusia dengan hewan.
1. C. Kluckhohn (1952) mengatakan bahwa kebudayaan adlah keseluruhan pola-pola tingkah laku, baik eksplisit maupun implisit yang diperoleh dan diturunkan melalui simbol yang akhirnya mampu membentuk sesuatu yang khas dari kelompok-kelompok manusia, termasuk perwujudannya dalam benda-benda materi
2. Selo soemardjan dan Soelaiman Soemardi merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat.
Karya menciptkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah yang diperlukan masyarakat. Rasa meliputi jiwa manusia. Sedangkan cipta merupakan kemampuan mental, kemampuan berpikir dari orang-orang yang hidup dalam masyarakat yang kemudian menghasilkan ilmu pengetahuan ,lloo
Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kebudayaan mengandung arti:
- Hal-hal yang bersangkutan dengan akal
- Segala usaha yang dikerjakan berdasarkan budi, untuk memperbaiki sesuatu dan untuk mencapai kesempurnaan
- Kemungkinan hal yang ada pada manusia yang membedakannya dengan hewan
- Hasil cipta, rasa dan karsa
Istilah atau kata kebudayaan juga sering dipakai bersama dengan kata kultur (culture) dan peradaban (civilization). Meskipun demikian meskipun secara umum ketiga kata tersebut sering dimengerti sama, ada juga yang menganggap adanya nuansa perbedaan tipis antara kebudayaan, kultur, dan peradaban.
Fungsi, Hakekat dan Sifat Kebudayaan Fungsi Kebudayaan
Fungsi kebudayaan adalah untuk mengatur manusia agar dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak dan berbuat untuk menentukan sikap kalau akan berbehubungan dengan orang lain didalam menjalankan hidupnya.
kebudayaan berfungsi seba
gai:
1. Suatu pedoman bagaimana berhubungan/bersosialisasi antar manusia atau kelompok
2. Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kehidupan lainnya
3. Pembimbing kehidupan manusia
4. Pembeda antar manusia dan binatang
Hakekat Kebudayaan
1. Kebudayaan terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia
2. Kebudayaan itu ada sebelum generasi lahir dan kebudayaan itu tidak dapat hilang setelah generasi tidak ada
3. Kebudayan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya
4. Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang memberikan kewajiban kewajiban
Sifat Kebudayaan
• Tidak diwariskan secara genetika tetapi melalui proses belajar
• Diperoleh melalui pendidikan, baik secara formal maupun tidak formal
• Milik masyarakat, bukan milik individu
• Bersifat tradisional
A. Wujud Budaya
Koentjaraningrat membagi kebudayaan dalam tiga wujud, yakni ideas (sistem ide), activities (sistem aktivitas), dan artifacts (sistem artefak).
1. Wujud Kebudayaan sebagai Sistem Ide
Wujud kebudayaan sebagai sistem ide bersifat sangat abstrak, tidak bisa diraba atau difoto dan terdapat dalam alam pikiran individu penganut kebudayaan tersebut. Wujud kebudayaan sebagai sistem ide hanya bisa dirasakan dalam kehidupan sehari-hari yang mewujud dalam bentuk norma, adat istiadat, agama, dan hukum atau undangundang. Contoh wujud kebudayaan sebagai sistem ide yang berfungsi untuk mengatur dan menjadi acuan perilaku kehidupan manusia adalah norma sosial. Norma sosial dibakukan secara tidak tertulis dan diakui bersama oleh anggota kelompok masyarakat tersebut. Misalnya, aturan atau norma sopan santun dalam berbicara kepada orang yang lebih tua dan aturan bertamu di rumah orang lain. Bentuk kebudayaan sebagai sistem ide secara konkret terdapat dalam undang-undang atau suatu peraturan tertulis.
2. Wujud Kebudayaan sebagai Sistem Aktivitas
Wujud kebudayaan sebagai sistem aktivitas merupakan sebuah aktivitas atau kegiatan sosial yang berpola dari individu dalam suatu masyarakat. Sistem ini terdiri atas aktivitas manusia yang saling berinteraksi dan berhubungan secara kontinu dengan sesamanya.
Wujud kebudayaan ini bersifat konkret, bisa difoto, dan bisa dilihat. Misalnya, upacara perkawinan masyarakat Flores, atau proses pemilihan umum di Indonesia. Kampanye partai adalah salah satu contoh bentuk atau wujud kebudayaan yang berupa aktivitas individu. Dalam kegiatan tersebut terkandung perilaku berpola dari individu, yang dibentuk atau dipengaruhi kebudayaannya. Selain itu, upacara perkawinan atau upacara lainnya yang melibatkan suatu aktivitas kontinu dari individu anggota masyarakat yang berpola dan bisa diamati secara langsung juga merupakan salah satu contoh wujud kebudayaan yang berbentuk aktivitas.
3. Wujud Kebudayaan sebagai Sistem Artefak
Wujud kebudayaan sebagai sistem artefak adalah wujud kebudayaan yang paling konkret, bisa dilihat, dan diraba secara langsung oleh pancaindra. Wujud kebudayaan ini adalah berupa kebudayaan fisik yang merupakan hasil-hasil kebudayaan manusia berupa tataran sistem ide atau pemikiran ataupun aktivitas manusia yang berpola Misalnya, kain ulos dari Batak atau wayang golek dari Jawa. Di dalam upacara adat perkawinan Jawa, berbagai mahar berupa barang yang harus diberikan oleh pihak mempelai laki-laki kepada pihak mempelai perempuan. Benda-benda itu merupakan perwujudan dari ide dan aktivitas individu sebagai hasil dari kebudayaan masyarakat. Dalam upacara selamatan, terdapat berbagai sesaji atau peralatan yang dibutuhkan atau digunakan dalam aktivitas tersebut. Di dalam suatu kampanye partai politik dibuat berbagai macam lambang partai berupa bendera yang menyimbolkan keberadaan atau kebesaran partai tersebut.
B. UNSUR-UNSUR BUDAYA
Mempelajari unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah kebudayaan sangat penting untuk memahami beberapa unsur kebudayaan manusia. Kluckhon dalam bukunya yang berjudul Universal Categories of Culture membagi kebudayaan yang ditemukan pada semua bangsa di dunia dari sistem kebudayaan yang sederhana seperti masyarakat pedesaan hingga sistem kebudayaan yang kompleks seperti masyarakat perkotaan. Kluckhon membagi sistem kebudayaan menjadi tujuh unsur kebudayaan universal atau disebut dengan kultural universal.
Menurut Koentjaraningrat, istilah universal menunjukkan bahwa unsur-unsur kebudayaan bersifat universal dan dapat ditemukan di dalam kebudayaan semua bangsa yang tersebar di berbagai penjuru dunia. Ketujuh unsur kebudayaan tersebut adalah bahasa, sistem pengetahuan, sistem organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem ekonomi dan mata pencaharian hidup, sistem religi, serta kesenian.
Berikut ini akan diuraikan setiap unsur kultural universal.
1. Sistem Bahasa
Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan sosialnya untuk berinteraksi atau berhubungan dengan sesamanya. Dalam ilmu antropologi, studi mengenai bahasa disebut dengan istilah antropologi linguistik. Menurut Keesing, kemampuan manusia dalam membangun tradisi budaya, menciptakan pemahaman tentang fenomena sosial yang diungkapkan secara simbolik, dan mewariskannya kepada generasi penerusnya sangat bergantung pada bahasa. Dengan demikian, bahasa menduduki porsi yang penting dalam analisa kebudayaan manusia.
2. Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan dalam kultural universal berkaitan dengan sistem peralatan hidup dan teknologi karena sistem pengetahuan bersifat abstrak dan berwujud di dalam ide manusia. Sistem pengetahuan sangat luas batasannya karena mencakup pengetahuan manusia tentang berbagai unsur yang digunakan dalam kehidupannya. Namun, yang menjadi kajian dalam antropologi adalah bagaimana pengetahuan manusia digunakan untuk mempertahankan hidupnya. Misalnya, masyarakat biasanya memiliki pengetahuan akan astronomi tradisional, yakni perhitungan hari berdasarkan atas bulan atau benda-benda langit yang dianggap memberikan tandatanda bagi kehidupan manusia.
Masyarakat pedesaan yang hidup dari bertani akan memiliki sistem kalender pertanian tradisional yang disebut sistem pranatamangsa yang sejak dahulu telah digunakan oleh nenek moyang untuk menjalankan aktivitas pertaniannya. Menurut Marsono pranatamangsa dalam masyarakat Jawa sudah digunakan sejak lebih dari 2000 tahun yang lalu. Sistem pranatamangsa digunakan untuk menentukan kaitan antara tingkat curah hujan dengan kemarau. Melalui sistem ini para petani akan mengetahui kapan saat mulai mengolah tanah, saat menanam, dan saat memanen hasil pertaniannya karena semua aktivitas pertaniannya didasarkan pada siklus peristiwa alam.
3. Sistem Kekerabatan dan Organisasi Sosial
Unsur budaya berupa sistem kekerabatan dan organisasi sosial merupakan usaha antropologi untuk memahami bagaimana manusia membentuk masyarakat melalui berbagai kelompok sosial. Menurut Koentjaraningrat tiap kelompok masyarakat kehidupannya diatur oleh adat istiadat dan aturan-aturan mengenai berbagai macam kesatuan di dalam lingkungan di mana dia hidup dan bergaul dari hari ke hari. Kesatuan sosial yang paling dekat dan dasar adalah kerabatnya, yaitu keluarga inti yang dekat dan kerabat yang lain. Selanjutnya, manusia akan digolongkan ke dalam tingkatantingkatan lokalitas geografis untuk membentuk organisasi sosial dalam kehidupannya.
Kekerabatan berkaitan dengan pengertian tentang perkawinan dalam suatu masyarakat karena perkawinan merupakan inti atau dasar pembentukan suatu komunitas atau organisasi sosial. Perkawinan diartikan sebagai penyatuan dua orang yang berbeda jenis kelamin untuk membagi sebagian besar hidup mereka bersamasama. Namun, definisi perkawinan tersebut bisa diperluas karena aktivitas tersebut mengandung berbagai unsur yang melibatkan kerabat luasnya.
4. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi
Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan hidupnya sehingga mereka akan selalu membuat peralatan atau benda-benda tersebut. Perhatian awal para antropolog dalam memahami kebudayaan manusia berdasarkan unsur teknologi yang dipakai suatu masyarakat berupa benda-benda yang dijadikan sebagai peralatan hidup dengan bentuk dan teknologi yang masih sederhana. Dengan demikian, bahasan tentang unsur kebudayaan yang termasuk dalam peralatan hidup dan teknologi merupakan bahasan kebudayaan fisik.
Menurut Koentjaraningrat, pada masyarakat tradisional terdapat delapan macam sistem peralatan dan unsur kebudayaan fisik yang digunakan oleh kelompok manusia yang hidup berpindah-pindah atau masyarakat pertanian, antara lain sebagai berikut. Alat-Alat Produktif, Senjata Wadah, Alat-Alat Menyalakan Api Makanan, Minuman, Bahan Pembangkit Gairah, dan Jamu-jamuan, Pakaian dan Tempat Perhiasan, Tempat Berlindung dan Perumahan, Alat-Alat Transportasi.
5. Sistem Ekonomi/Mata Pencaharian Hidup
Mata pencaharian atau aktivitas ekonomi suatu masyarakat menjadi fokus kajian penting etnografi. Penelitian etnografi mengenai sistem mata pencaharian mengkaji bagaimana cara mata pencaharian suatu kelompok masyarakat atau sistem perekonomian mereka untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Sistem ekonomi pada masyarakat tradisional, antara lain
a. berburu dan meramu;
b. beternak;
c. bercocok tanam di ladang;
d. menangkap ikan;
e. bercocok tanam menetap dengan sistem irigasi.
Lima sistem mata pencaharian tersebut merupakan jenis mata pencaharian manusia yang paling tua dan dilakukan oleh sebagian besar masyarakat pada masa lampau dan pada saat ini banyakmasyarakat yang beralih ke mata pencaharian lain. Mata pencaharian meramu pada saat ini sudah lama ditinggalkan karena terbatasnyasumber daya alam karena semakin banyaknya jumlah penduduk.
6. Sistem Religi
Koentjaraningrat menyatakan bahwa asal mula permasalahan fungsi religi dalam masyarakat adalah adanya pertanyaan mengapa manusia percaya kepada adanya suatu kekuatan gaib atau supranatural yang dianggap lebih tinggi daripada manusia dan mengapa manusia itu melakukan berbagai cara untuk berkomunikasi dan mencari hubungan-hubungan dengan kekuatan-kekuatan supranatural tersebut. Dalam usaha untuk memecahkan pertanyaan mendasar yang menjadi penyebab lahirnya asal mula religi tersebut, para ilmuwan sosial berasumsi bahwa religi suku-suku bangsa di luar Eropa adalah sisa dari bentuk-bentuk religi kuno yang dianut oleh seluruh umat manusia pada zaman dahulu ketika kebudayaan mereka masih primitif.
Kajian antropologi dalam memahami unsur religi sebagai kebudayaan manusia tidak dapat dipisahkan dari religious emotion atau emosi keagamaan. Emosi keagamaan adalah perasaan dalam diri manusia yang mendorongnya melakukan tindakan-tindakan yang bersifat religius. Emosi keagamaan ini pula yang memunculkan konsepsi benda-benda yang dianggap sakral dan profan dalam kehidupan manusia.
Salah satu unsur religi adalah aktivitas keagamaan di mana terdapat beberapa aspek yang penting untuk dilakukan dalam aktivitas tersebut. Unsur tersebut, antara lain sebagai berikut.
a. Tempat dilakukannya upacara keagamaan, seperti candi, pura, kuil, surau, masjid, gereja, wihara atau tempat-tempat lain yang dianggap suci oleh umat beragama.
b. Waktu dilakukannya upacara keagamaan, yaitu hari-hari yang dianggap keramat atau suci atau melaksanakan hari yang memang telah ditentukan untuk melaksanakan acara religi tersebut.
c. Benda-benda dan alat-alat yang digunakan dalam upacara keagamaan, yaitu patung-patung, alat bunyi-bunyian, kalung sesaji, tasbih, dan rosario.
d. Orang yang memimpin suatu upacara keagamaan, yaitu orang yang dianggap memiliki kekuatan religi yang lebih tinggi dibandingkan anggota kelompok keagamaan lainnya. Misalnya, ustad, pastor, dan biksu. Dalam masyarakat yang tingkatreliginya masih relatif sederhana pemimpin keagamaan adalah dukun, saman atau tetua adat.
7. Kesenian
Perhatian ahli antropologi mengenai seni bermula dari penelitian etnografi mengenai aktivitas kesenian suatu masyarakat tradisional. Deskripsi yang dikumpulkan dalam penelitian tersebut berisi mengenai benda-benda atau artefak yang memuat unsur seni, seperti patung, ukiran, dan hiasan. Penulisan etnografi awal tentang unsur seni pada kebudayaan manusia lebih mengarah pada teknikteknik dan proses pembuatan benda seni tersebut. Selain itu, deskripsi etnografi awal tersebut juga meneliti perkembangan seni musik, seni tari, dan seni drama dalam suatu masyarakat.
Berdasarkan jenisnya, seni rupa terdiri atas seni patung, seni relief, seni ukir, seni lukis, dan seni rias. Seni musik terdiri atas seni vokal dan instrumental, sedangkan seni sastra terdiri atas prosa dan puisi. Selain itu, terdapat seni gerak dan seni tari, yakni seni yang dapat ditangkap melalui indera pendengaran maupun penglihatan. Jenis seni tradisional adalah wayang, ketoprak, tari, ludruk, dan lenong. Sedangkan seni modern adalah film, lagu, dan koreografi.
Substansi Kebudayaan
Substansi Kebudayaan merupakan bentuk abstrak dari berbagai macam ide serta gagasan yang lahir dari pikiran manusia, bermunculan dalam kehidupan masyarakat yang kemudian memberi jiwa pada masyarakat tersebut.
Secara umum setiap sistem budaya memiliki substansi yang di antaranya berupa pengetahuan, nilai, pandangan hidup, kepercayaan, persepsi, dan etos ekerja.
1. Macam-Macam Substansi Kebudayaan
a. Pengetahuan
Pengetahuan dapat dikatakan sebagai dugaan-dugaan (hipotesa) yang telah teruji kebenarannya, baik melalui teori-teori tertentu maupun melalui pengalaman langsung dalam kehidupan nyata. Misalnya: air akan mendidih pada suhu 100 derajat Celsius, angin bertiup dari tekanan udara yang tinggi menuju tekanan udara yang rendah, pada musim penghujan berbagai macam tanaman akan tumbuh dengan subur, rajin pangkal pandai hemat pangkal kaya, dan lain sebagainya. Manusia sangat memerlukan pengetahuan dalam melangsungkan kehidupannya.
b. Nilai
Nilai merupakan segala sesuatu yang dianggap berharga, dianggap baik, dan dianggap benar yang telah diterima dan disepakati bersama dalam kehidupan masyarakat. Selanjutnya, nilai tersebut dijadikan pedoman oleh setiap warga masyarakat dalam melaksanakan kegiatan hidup sehari-hari. Prof. Notonegoro mengklasifikasikan nilai menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Nilai Material
Nilai material merupakan nilai yang terkandung dalam suatu benda karena memiliki kegunaan sebagai bahan pembuatan barang tertentu, seperti pasir, batu, tembaga, emas, batu bara, dan sebagainya.
2. Nilai Vital
Nilai vital adalah nilai yang terkandung di dalam suatu benda sebagai akibat dari kegunaan atau fungsi yang ditimbulkan dari benda yang bersangkutan. Misalnya: gergaji memiliki nilai untuk memotong kayu, kapak memiliki nilai untuk membelah kayu, kendaraan memiliki nilai sebagai alat transportasi, kalkulator memiliki nilai sebagai mesin hitung, dan sebagainya.
3. Nilai Spiritual
Nilai spiritual adalah nilai yang terkandung di dalam jiwa manusia. Nilai spiritual ini bersifat abstrak yang meliputi nilai religius, nilaiestetika, dan nilai moral. Nilai religius merupakan nilai-nilai kebenaran yang terkandung di dalam suatu ajaran agama atau kepercayaan tertentu. Nilai estetika merupakan nilai keindahan yang terdapat dalam suatu benda. Sedangkan nilai moral merupakan nilai mengenai baik buruknya perilaku manusia.
c. Pandangan Hidup
Pandangan hidup merupakan suatu prinsip yang dianut oleh seseorang atau sekelompok orang. Pandangan hidup seseorang sangat dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman hidup yang dimiliki. Sifat dari suatu pandangan hidup sangat abstrak karena hanya terdapat di dalam jiwa manusia. Namun demikian, pandangan hidup tersebut sangat berpengaruh terhadap persepsi, sikap, dan perilaku seseorang. Pada masyarakat Indonesia, Pancasila dianggap sebagai pandangan hidup bangsa, artinya Pancasila telah tumbuh dan berkembang pada masyarakat Indonesia sehingga menjadi pedoman dalam kehidupan sehari-hari.
d. Kepercayaan
Kepercayaan merupakan pandangan hidup yang telah menyatu dan mendarah daging pada diri manusia, baik secara individual maupun secara kolektif, sehingga menjadi dasar dalam berpikir, bersikap, dan berperilaku. Dikaitkan dengan kehidupan keagamaan, kepercayaan diimplementasikan dalam bentuk iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam konteks seperti ini, kepercayaan akan berkembang secara sistematis dengan para pengikut yang fanatis.
e. Persepsi
Persepsi merupakan pandangan seseorang terhadap sesuatu hal. Antara orang yang satu dengan orang yang lain tidak selalu memiliki persepsi yang sama terhadap suatu hal. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan sudut pandang yang dimiliki oleh masing-masing orang. Biasanya persepsi akan tampak dalam bentuk perilaku yang ditunjukkan oleh seseorang.
f. Etos Kerja
Etos kerja merupakan prinsip-prinsip yang dimiliki oleh seseorang dalam hubungannya dengan semangat kerja. Etos kerja seseorang dipengaruhi dua faktor, yaitu:
(a) faktor lingkungan budaya, dan (b) faktor potensi individual.
No comments:
Post a Comment