Pengembangan karya seni lebih identik dengan istilah berkarya seni. Dalam mengembangkan karya seni, seniman dapat menggali sumber ide atau gagasan dari kehidupan alam, sosial-pribadi, religi, moral, politik, dan budaya. Ide adalah gagasan pokok yang ingin disampaikan kepada masyarakat melalui berbagai bentuk karya seni. Untuk mewujudkan ide yang telah muncul, seniman perlu memilih media yang tepat untuk mengembangkan karya seni yang hendak diciptakan. Media meliputi bahan, peralatan, dan teknik. Media merupakan sarana bagi seniman dalam mengaktualisasikan ide yang masih abstrak agar terwujud dalam bentuk yang konkret melalui karya seni. Karya seni yang terwujud dapat berupa seni patung, seni keramik, seni lukis, seni bangunan, seni kerajinan, seni desain, dan lain sebagainya. Jadi, dapat dikatakan bahwa kegiatan berkarya seni merupakan kegiatan untuk mewujudkan ide dan gagasan dengan bantuan pemilihan media yang tepat dalam bentuk karya seni.
Sebuah karya seni haruslah indah atau estetis. Keindahan karya seni tersebutlah yang membuat seseorang memperoleh Pengalaman dan kenikmatan estetis sehingga dapat membuatnya lebih bahagia dan senang. Karya seni dapat dikatakan sebagai karya seni yang indah jiksn telah mengandung nilai bentuk dan nilai isi.
Nilai bentuk visual yang indah harus mengandung prinsip proporsi, keselarasam, keharmonisan, keseimbangan, irama, dan prinsip kesatuan sehingga tercipta susunan atau organisasi elemen-elemen seni dan mengandung keunikan yang tidak pernah didapatkan pada benda lainnya. Karya seni yang indah juga harus memiliki nilai isi (content). Nilai isi dapat ditemukan apabila sebuah karya seni mengandung nilai-nilai dan makna yang luhur. Seni murni dan seni terapan memiliki kriteria nilai yang berbeda. Seni murni lebih berfokus pada keindahan semata, sedangkan seni terapan tidak hanya berfokus pada nilai keindahan, tetapi juga nilai kegunaan.
Selain harus indah, pengembangan sebuah karya seni juga harus memperhatikan unsur tema, bentuk, dan isi atau makna. Tema merupakan pokok permasalahan yang dipakai sebagai dasar penciptaan karya. Tanpa tema, pengembangan karya seni yang dilakukan akan tidak fokus dan karya tidak memiliki orientasi keindahan yang jelas. Bentuk yang merupakan wujud visual pada sebuah karya seni rupa meliputi unsur-unsur rupa yang disusun untuk mengungkapkan makna tertentu. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa bentuk merupakan struktur karya seni yang perlu diolah secara matang agar mampu menampilkan kesan, simbol, dan ekspresi yang kuat. Terakhir, pengembangan karya seni juga harus memperhatikan isi atau makna. Tanpa ada muatan makna yang ingin disampaikan, bentuk akan terkesan kosong, hampa, dan menjadi tidak indah.
Gambar 8.1 Proses hubungan antara ide, seniman, dan media dalam berkarya seni.
Dalam melakukan pengembangan karya seni, khususnya penciptaan karya, seniman akan mengolah bahan dengan menggunakan peralatan yang dimiliki agar bahan dapat berubah menjadi karya seni. Menurut Rondhi (2002), bahan dalam berkarya seni lukis yang umum digunakan, antara lain cat minyak, cat air, kanvas, kertas gambar, tinta, dan lain sebagainya. Selain menyiapkan bahan, seni lukis juga memerlukan peralatan, di antaranya kuas, palet, dan easel. Untuk bentuk seni lainnya, tentunya alat dan bahan yang digunakan menyesuaikan dengan jenis seni yang dibawakan. Untuk seni patung, ukir, dan pahatan, alat serta bahan yang digunakan adalah alat-alat memahat. Untuk seni musik, alat dan bahan yang digunakan adalah alat-alat musik. Sementara itu, untuk jenis seni yang lebih kompleks, seperti seni tari dan pertunjukan, alat dan bahan yang dibutuhkan meliputi tata kostum, tata rias, tata panggung, tata cahaya, hingga tata musik.
Sementara itu, teknik adalah cara seniman dalam memanipulasi bahan dengan menggunakan alat tertentu. Setiap seniman memiliki teknik masing-masing yang disesuaikan dengan sifat bahan dan peralatan yang digunakan. Dengan demikian, teknik akan menjadi karakteristik atau ciri khas yang membedakan satu seniman dengan seniman yang lain.
Secara umum, terdapat dua teknik dalam berkarya seni, yaitu teknik umum dan teknik khusus. Teknik umum (konvensional) merujuk pada sebuah cara yang lazim digunakan oleh banyak orang dalam menciptakan suatu karya. Sementara itu, teknik khusus adalah teknik umum yang telah dikembangkan oleh seniman secara personal dalam menciptakan suatu karya dalam menciptakan suatu karya. Teknik umum dan teknik Ahusus diterapkan dalam berbagai bidang seni, mulai dari seni murni hingga seni terapan.
Dalam bidang seni lukis, terdapat beberapa teknik berkarya yang umum digunakan seniman, di antaranya aquarelleren, gouache dan plakat, oliverfoil colour, tempera schilderen, fresco sgraffıto, frottage, grattage, decalcomania, collage assemblage, teknik batik, dan lain sebagainya. Dalam pembuatan karya seni tiga dimensi, teknik yang sering digunakan adalah teknik anyaman, menyambung atau menempel, cetak. pahat, membentuk (modeling), butsir, dan merakit atau membangun.
Dalam penciptaan suatu karya seni, tidak jarang seniman melakukan terobosan-terobosan yang dilakukan untuk berbagai tujuan, mulai dari tujuan artistik hingga tujuan fungsional. Untuk mencapai tujuan artistik, seniman sering kali mencampurkan alat dan bahan dengan teknik pembuatan yang tidak biasa. Contohnya pada masa kini, dapat ditemukan berbagai lukisan yang dibuat dengan bahan yang tidak biasa, mulai dari ampas kopil tetesan air tehi kulit telur, hingga hasil pembakaran obat nyamuk bakar dan rokok. Karena menggunakan alat dan bahan yang tidak biasa, tentunya diperlukan teknik yang berbeda dalam proses penciptaan karya seni. Contohnya, lukisan yang dibuat menggunakan hasil pembakaran obat nyamuk bakar dan rokok memerlukan teknik berupa teknik pembakaran demi menghasilkan warna yang diinginkan. Pada akhirnya, hasil karya yang dihasilkan tidak hanya kuat dengan nuansa artistik dan indah, tetapi juga unik dan tidak biasa.
Gambar 8.2 Dalam pembuatan kerajinan perak, seorang seniman memerlukan (a) alat dan bahan, serta (b) teknik, di antaranya teknik konvensional dengan cara membakar perak agar mudah dibentuk.
Gambar 8.2 Penggabungan antara alat dan bahan yang tidak biasa, yakni (a) obat nyamuk bakar dan (b) rokok dengan teknik pembakaran (c) dan (d) untuk menciptakan karya lukisan yang unik dan indah.
Sementara itu, untuk tujuan fungsional, umumnya- seniman menggunakan media dan teknik yang lebih praktis. Hal ini dilakukan karena tujuan utama penciptaan adalah untuk menghasilkan benda berciri artistikdan bernilai guna untuk kehidupan manusia. Contohnya dapat ditemukan dalam pembuatan spanduk atau gambar pada pakaian menggunakan teknik şablon. Selain lebih cepat dan mudah, teknik şablon juga memungkinkan proses duplikasi karya seni serupa dalam jumlah lebih banyak.
Gambar 8.4 Teknik şablon adalah teknik pengembangan karya seni yang efektif dalam rangka untuk menduplikasi karya dalam jumlah banyak.
Dalam proses penciptaan karya seni, seniman harus memiliki inspirasi, rasat dan ide. Seniman juga harus memiliki kemampuan persepsi, komposisi, serta pemahaman unsur rupa dan prinsip komposisi sehingga dapat mengolah material dengan menggunakan alat dan teknik agar dihasilkan sebuah karya seni. Berikut adalah skema dari hubungan tersebut.
Gambar 2. Skema proses dalam penciptaan sebuah karya seni. Seniman harus memiliki ide, imajinasi dan pengetahuan untuk mengolah bahan agar menjadi karya seni murni ataupun terapan.
Sumber : Sugiyanto, dkk. 2017. Seni Budaya untuk SMK/MAK Kelas X. Jakarta: Erlangga.
ReplyDeleteNumpang promo ya Admin^^ (f)
ingin mendapatkan uang banyak dengan cara cepat
ayo segera bergabung dengan kami di ionpk.biz ^_$
add Whatshapp : +85515373217 || ditunggu ya^^ x-)
Spil Mbk nya yang komen
DeleteOtw mbk e OJK dadi seleb kok di wa yahaha 😎
Deletetutor good looking banh
ReplyDeleteHarus gundul dulu bang tutorial nya ada yandex🗿
Deletemungkin alam semesta tak menerima nyaaa
ReplyDeleteaku gak sekuat itu
ReplyDeleteSayanggg
ReplyDeleteYhahahah wahyuuu ecepp asepp
ReplyDeleteGreat and I have a neat provide: Where To Learn Home Renovation exterior house makeover
ReplyDelete