Sunday, August 14, 2016

Estetika Romantisme

Estetika Romantisme memang merupakan estetika yang sulit dipahami, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Romantis artinya bersifat seperti dalam cerita roman (percintaan) ; bersifat mesra ; mengasyikkan. Sedangkan romantisme berarti haluan kesusantraan abad 18 yang mengutamakan perasaan, pikiran dan tindakan spontanitas ; aliran dalam seni (drama) yang mengutamakan imajinasi, emosi dan sentimen idealisme. Namun dalam konteks estetika perlu di mengerti dari beberapa artikel tentang romantisme. Di bawah ini merupakan contoh artikel tentang romantisme yang di ambil dari sumber internet berikut analisisnya:


Romantisme telah sangat sedikit hubungannya dengan hal-hal populer dianggap sebagai "romantis," walaupun cinta terkadang menjadi subjek seni Romantis. Sebaliknya, itu adalah sebuah gerakan seni dan filosofis internasional yang mendefinisikan kembali cara-cara mendasar di mana orang-orang di budaya Barat berpikir tentang diri mereka sendiri dan tentang dunia mereka.

Nama “romantik” berasal dari istilah “romans” yaitu narasi heroik prosa atau puitis yang berasal dari sastra Abad Pertengahan dan Romantik. Dalam hal ini pada abad pertengahan romantis seniman menolak penalaran dingin klasisisme –Seni mapan waktu- untuk melukis gambar dari alam liar negara bagian, atau pengaturan lainnya eksotis diisi dengan tindakan dramatis, sering dengan penekanan pada masa lalu. Pada masa itu merupakan masa yang sedang menentang norma-norma kebangsawanan, sosial dan politik dari Periode Pencerahan dan reaksi terhadap rasionalisasi terhadap alam, dalam seni dan sastra. Sehingga munculnya keadaan-keadaan yang membangkitkan emosi manusia, seperti perasaan heroik, dramatis, takjub dan sebagainya. Sedangkan para kaum romantik menanggapi hal ini melalui seni yang seharusnya penting bagi kehidupan ini. Seni mengandung arti dari luapan perasaan, itulah sebabnya di sebut ekspresi. Estetika romantisme merupakan estetika yang muncul dari pandangan kaum romantik memang menekanakan emosi sebagai ekspresi dari seniman, sehingga muncul teori ekspresi. Munculnya "Teori Ekspresi Seni" terkait erat dengan gerakan Romantisme, sebuah perkembangan intelektual dan filosofis di abad ke-18 dan ke-19.

Filsafat Romantisme dapat dikatakan sebagai sebuah reaksi terhadap filsafat empiris (Inggris) dan mentalitas ilmiah, serta sebagai sebuah usaha untuk menggapai yang dibalik pengetahuan inderawi, serta sebagai sebuah usaha untuk menggapai yang dibalik pengetahuan inderawi sehari-hari. Hal ini sesuai dengan pendapat Kant yang berpendapat ada dua jenis pengetahuan yaitu pengetahuan dunia empiris yang merupakan objek pengetahuan ilmiah yaitu usaha untuk menggapai yang dibalik pengetahuan inderawi, dan pengetahuan noumenal yang dalam beberapa hal berada di belakang dunia inderawi empiris yang terbatas yaitu usaha untuk menggapai yang dibalik pengetahuan inderawi sehari-hari. Ketika filsafat Romantisme ini diterapkan pada dunia seni, ia menghasilkan sebuah peran baru bagi seniman dan minat baru dalam kreasi artistik. Sang Seniman dianggap sebagai sarana untuk mencapai sumber-sumber vital dan mendapatkan pengetahuan yang tak dapat diberikan oleh sains. Artinya para seniman sebagai penghubung atau medium antara dunia empiris dan dunia noumenal yang berada di balik kenyataan pengalaman. Kreasi artistik diidentifikasikan atau terkait dengan pelepasan emosi. Leo Tolstoi menyatakan bahwa karya seni pada dasarnya merupakan ekspresi perasaan dalam bentuk tertentu sehingga orang lain mampu merasakan ungkapan emosi dalam seni itu. Kaum Romantik sangat menghargai atau menghormati kemerdekaan dan kedaulatan individu untuk mengekspresikan perasaannya.

Romantisme dalam konteks estetika romantisme memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
-Menekankan emosi yang kuat sebagai sumber dari pengalaman estetika
-Memberikan tekanan baru terhadap emosi-emosi seperti rasa takut, ngeri, dan takjub
-Terkait dengan pelepasan emosi, yakni terlibat untuk mencapai suatu pengetahuan yang lebih unggul
-Dipengaruhi oleh gagasan-gagasan pencerahan dan mengagungkan medievalisme

Sifat khas gaya Romantik dalam seni
·         -Pemujaan terhadap alam
·         -Rasa melankolik dan nostalgik terhadap masa silam
·        - Kesadaran agama mengambang
·        -Mengarahkan perhatian kepada diri seniman dan proses kreatifnya
·         -Lari dari kenyataan riil
·         -Inspirasi muncul dari dalam diri seniman
·         -Genius, dalam arti kemampuan menemukan dan  menghasilakan karya yang orisinil
        -Menciptakan dunia “lain” (khayal) yang bersifat emotif dan imajinatif


Seni romantisme menekanakan pada emosi sebagai kebebasan ekspresi dari seniman, dan seniman adalah orang yang bertindak sebagai penghubung antara pengetahuan ilmiah (empiris) dengan apa yang ada dibalik pengetahuan inderawi sehari-hari (noumenal). Sedangkan kesan romantis yang ada dalam persepsi kebanyakan orang yaitu tentang kedamaian dan lebih ke emosi cinta adalah pengaruh dari sejarah romantisme dimana gerakan seni dan filosofis internasional yang mendefinisikan kembali cara-cara mendasar di mana orang-orang di budaya Barat berpikir tentang diri mereka sendiri dan tentang dunia mereka. Seni dalam konteks romantisme tidak terpengaruh oleh siapapun dan terkesan melebih-lebihkan dikarenakan oleh ekspresi perasaan yang bertujuan orang lain mampu merasakan ungkapan emosi dalam seni itu.



1 comment: