Keindahan mengacu pada sesuatu yang elok. Sampai sekarang belum ada kesepakatan mengenai definisi keindahan, namun ada Batasan-batasan yang mengenai keindahan secara umum yaitu:
1. Definisi-definisi yang mengarah pada objek (keindahan objektif). Makna keindahan objektif adalah suatu keindahan yang mengarah pada suatu objek tertentu misalnya terhadap alam atau karya seni.
2. Definisi-definisi yang mengarah pada subjek (keinfahan objektif). Makna keindahan subjektif adalah suatu keindahan yang mengarah pada sisi yang menghayati keindahan yang mengarah pada sisi yang menghayati keindahan tersebut. Contohnya keindahan harus menimbulkan efek berupa rasa senang bagi si penikmat seni.
Herbert Read seorang professor seni rupa di Edinburgh menyatakan bahwa “Beauty is a unity or format relations among our sense-perceptions” atau “Keindahan merupakan satu kesatuan hubungan antara kepekaan dan persepsi yang dapat menimbulkan rasa senang atau keindahan tanpa pamrih pada subjek yang melihatnya”. Akan tetapi pernyataan ini terlalu bersifat jasmaniah. Keindahan tidak selalu berfokus pada sisi visual tetapi secara lebih mendalam berfokus pada pengalaman batiniah. Artinya keindahan tercipta tidak hanya untuk memanjakan mata tetapi juga untuk kenikmatan spiritual. Terdapat paparan dari para ahli yaitu sebagai berikut:
1. Menurut Leo Tolstoy (Rusia)
Terdapat istilah yang serupa dengan keindahan yaitu Krasota yang bermakna sesuatu yang mendatangkan rasa menyenangkan bagi indra penglihatan/tangkapan mata.
2. Menurut Alexander Baumgarten (Jerman)
Keindahan dipandang sebagai keseluruhan susunan dari bagian-bagian yang teratur dan saling berkaitan dan menimbulkan perasaan menyenangkan bagi yang menghayatinya.
3. Menurut Shaftesbury (Jerman)
Keindahan adalah suatu hal yang nyata dan sesuatu hal yang nyata adalah hal yang baik.
4. Menurut Hemsterhuis (Belanda)
Sesuatu yang indah adalah hal yang paling banyak mendatangkan rasa senang dan rasa senang dapat dirasakan dalam waktu sesingkat-singkatnya.
Menurut Johann Joachim Winckelmann seseorang yang menghayati suatu karya akan menganggap karya tersebut menarik, tetapi karya tersebut belum tentu menarik bagi orang lain. Selain berasal dari perbedaan selera, kemampuan dalam memahami keindahan juga berasal dari perbedaan pengalaman dan pengetahuan yang luas dari individu yang bersangkutan. Perbedaan kemampuan tersebut disebabkan oleh perbedaan emosi, pengalaman dan pendidikan. Keindahan itu bersifat relatif.
Sumber : Sugiyanto. 2017. Seni Budaya untuk SMK/MAK Kelas X. Jakarta: Erlangga.