Wednesday, January 27, 2021

Merancang Karya Seni Budaya Nusantara: Rancangan Karya Seni Tari


Membuat karya tari bagi banyak orang terasa ‘menakutkan'. Ketakutan itu, antara lain merasa bahwa karya tari akan dinilai tidak bagus atau akan ditertawakan. Padahal, jika dicoba terlebih dahulu, bisa saja akan menghasilkan sebuah karya tari yang bagus dan disukai banyak orang. Pertanyaan yang sering muncul saat membuat tarian adalah mana yang harus ditentukan terlebih dahulu, gerakan, judul, atau justru tema tarian? Tema tarian biasanya sudah ditentukan oleh pihak penyelenggara. Tema yang digunakan contohnya tentang flora dan fauna, aktivitas sehari-hari, atau bebas.

Oleh karena itu, agar dapat membuat karya tari, beberapa hal perlu dirancang dan dipersiapkan dengan baik. Hal-hal tersebut, antara lain sebagai berikut.

a. Menentukan tema dan jenis sajian

Untuk mempersiapkan pergelaran tingkat sekolah, hal pertama yang harus dilakukan adalah menentukan apa yang akan dipergelarkan. Tentukan terlebih dahulu apakah akan mempergelarkan tarian yang sudah ada atau harus membuat tarian baru? Jika akan mempergelarkan tarian yang sudah ada, beberapa hal yang harus dilakukan adalah sebagai berikut.

1 ) Menentukan jenis/ judul tarian yang akan dipentaskan.

2) Menentukan bentuk tarian yang akan dipentaskan (solo/tari tunggalı duet, trio, kelompok, atau massal), jumlah penarij dan siapa yang akan membawakan tarian.

3) Menentukan jumlah tarian yang akan dipentaskan.

4) Menentukan nama-nama penari dan tarian yang akan dipentaskan, beserta penanggung jawab tiap materi yang akan dipentaskan.

5) Menentukan jadwal dan tempat latihan (berkoordinasi dengan bagian Iain untuk pengaturan jadwal per tari dan jadwal latihan gabungan).

6) Menentukan tempat penyewaan kostum.

 

Sumber, commons.wikimedia.org

Gambar 10.7 Tari merak, salah satu contoh karya tari yang banyak dibawakan dalam pertunjukan tari.

Jika akan mementaskan tarian dengan koreografi yang baru, tentukan siapa yang akan menjadi koreografen Langkah berikutnya adalah menyusun kepanitiaan, staf produksi, dan siapa saja yang terlibat dalam pementasan. Setelah panitia terbentuk, barulah mengadakan pertemuan untuk menentukan segala sesuatunya (materi pementasan, personal yang terlibat, dan penanggung jawab) pada pertemuan pertama setelah kepanitiaan/staf produksi terbentuk.

Mementaskan karya baru memerlukan waktu persiapan lebih lama dan lebih rumit dibandingkan mementaskan karya yang sudah ada. Pada saat merancang karya, banyak pertanyaan yang harus dijawab, antara lain sebagai berikut.

1 ) Konsep tarian yang akan digunakan apakah konsep Barat yang global, konsep Timur yang detail, atau justru menggabungkan keduanya?

2) Jenis tari yang akan dibuat, apakah tarian yang akan dibuat untuk laki-laki saja, untuk perempuan saja, campuran, atau justru tarian netral yang dapat dibawakan, baik oleh penari laki-laki maupun penari perempuan, dengan perbedaan pada volume gerak dan lebarnya bukaan kaki?

3) Bentuk penyajian tari, apakah tari tunggal, tari berpasangan, tari kelompok, ataukah massal/kolosal?

4) Genre tarif apakah tari klasik, kreasi baru, kontemporer, atau modern?

5) Tema dari gerak tari, apakah imitatif, heroik, romantik, atau drama tari?

6) Iringan musik, apakah musik etnik, tradisional, kontemporer, modern, alternatif, atau justru tanpa bunyi?

7) Properti atau perlengkapan tari yang akan digunakan, apakah bersifat feminin, seperti kipas, selendang, dan payung; bersifat maskulin, seperti keris, tombak, dan panah; atau bersifat netral, seperti caping dan tongkat pendek?


b. Memilih penari

Langkah selanjutnya adalah menentukan siapa penari dan peran yang akan dibawakan sesuai dengan kemampuan dan kepantasan. Artinya, pemilihan peran disesuaikan dengan tuntutan peran. Jika untuk pementasan komersial atau untuk lomba/festival, pemilihan penari dapat dilakukan melalui audisi. Namun jika untuk keperluan ujian kompetensi, pemilihan penari dapat menyesuaikan kebutuhan. Selain itu, untuk tarian yang berat, harus mencari penari yang juga memiliki fisik relatif kuat dan sehat.


c. Memilih penata musik

Penata musik nantinya perlu mengadakan diskusi dengan penata tari untuk menentukan jenis musik iringan tari yang akan digunakan. Musik iringan tari dapat dilakukan melalui proses edit menggunakan musik pengiring yang sudah ada atau membuat musik pengiring baru. Musik pengiring dengan proses edit tentunya akan lebih sedikit mengeluarkan biaya dibandingkan merekam untuk pembuatan musik pengiring baru.

Musik pengiring dengan proses edit dilakukan dengan memotong dan menyambungkan musik yang sudah ada untuk dijadikan sebuah musik pengiring baru. Meskipun demikian, hal tersebut bukan berarti mudah. Penata musik harus memiliki keahlian khusus untuk memilih lagu yang sesuai dengan tari yang akan dipentaskan.

Sementara itu, musik pengiring harus ditentukan dengan latihan bersama antara penari dan pemusik sebelum melakukan proses perekaman. Perekaman musik pengiring juga harus dilakukan di studio yang memadai agar kualitas rekaman bagus. Ketika rekaman sudah selesai, langkah berikutnya adalah menyatukan gerak dengan musik iringan. Penata tari memadukan gerak dengan iringan yang sudah jadi, artinya harus bersikap kompromis. Penata tari harus siap berkompromi dengan adanya 'kesalahan' saat rekaman, hingga kadang ada yang harus berubah. Perubahan bisa terjadi pada gerak, ritme, tempo, durasi, bahkan kadang ada gerak yang harus dibuat lagi, atau malah dibuang.


d. Memilih penata busana dan rias

Penata busana dibutuhkan untuk menyiapkan kostum dengan membuat kostum baru atau memadupadankan kostum yang sudah ada. Sementara itu, penata rias diperlukan untuk melakukan riasan, termasuk tata rambut yang sesuai agar penari terlihat bagus saat melakukan pementasan.

 

Sumber: id.wikipedia.org

Gambar 10.8 Tata rias dan kostum dalam pertunjukan tari jaipong.

e. Eksplorasi gerak

Membuat karya tari tidak sesulit yang dibayangkan. Hal mendasar yang harus dapat dipenuhi untuk membuat karya tari adalah mau memulai. Memulai membuat karya tari memang tidak mudah, tetapi bukan berarti tidak bisa. Bagong Kussudiardja, salah seorang koreografer yang sudah menciptakan ratusan tari, menyarankan bahwa yang perlu dan penting dilakukan dalam membuat karya tari adalah bergerak dulu. Tidak usah terlalu mementingkan teori, yang penting bergerak. Pembuatan karya tari dapat juga dimulai dengan mempraktikkan gerak yang sudah dikuasai, lalu dikembangkan atau diubah menjadi gerak baru. Setelah itu, carikan atau buat musik pengiring yang cocok, sehingga jadilah sebuah tarian.

Dalam membuat karya tari, buang jauh-jauh rasa takut karena tidak ada istilah betul dan salah atau indah dan tidak indah dalam karya tari. Membuat gerak adalah wilayah 'bebas nilai' karena masuk dalam wilayah kreativitas. Saat akan membuat tarian, kebebasan berkreasi yang tidak dibatasi dan diikat dengan berbagai aturan sangat diperlukan. Jadi, jauhkan pikiran dari berbagai ketakutan bahwa karya tari akan dianggap jelek atau ditertawakan. Untuk membuat gerak tari yang lebih leluasa tanpa aturan, perlu diperhatikan juga eksplorasi anggota gerak yang akan ditampilkan. Langkah-langkah yang dapat dilakukan adatah sebagai berikut.

1) Melakukan eksplorasi gerak tangan dengan merentangkan tangan ke samping, julurkan ke depan, buka-tutup, naik-turun, gerakkan telapak ke luar dan ke dalam, gerakkan jari-jari, dan cari kemungkinan gerak sebanyak-banyaknya. Putar bahu, tekuk lurus tangan. Padukan gerak lengan bahu dan telapak serta jari-jari. Coba berkali-kali sampai menemukan bentuk, pose, atau gerak yang disukai

2) Melakukan eksplorasi gerak kaki dengan mengangkat kaki, menekuk, memutar badan, kemudian meletakkan kaki atau melakukan tumpuan pada lutut. Ganti dengan kaki lainnya. Langkahkan kaki dengan berbagai cara dan ritme. Lakukan beberapa kati. sampai menemukan bentuk dan gerak yang unik

3) Melakukan eksplorasi gerak tubuh dengan melakukan liukan, mendhak yang ekstrem, nglayang, merundukŕ atau mayuk, Cobalah melakukan gerak dan pose yang  unik Padukan dengan gerak tangan dan kepala. Bawa berpindah tempat dengan melangkah, kemudian kembali ke tempat semula.

4) Kombinasikan temuan dari eksplorasi gerak tangan dan kaki, cobalah dengan berbagai tempo dan ritme yang berbeda-beda sampai menemukan pengulangan yang enak. Diulangi kiri dan kanan, lalu gerak tangan di tempat saja, gerak tangan sambil berjalan, berlari, melompat, berguling, trisig, atau kengser.

5) Carilah musik pengiring, misalnya musik etnik, boleh dari dalam negeri atau pun mancanegara. Ambil bagian-bagian yang menarik, sambung dengan yang lain, jangan lupa untuk tetap mencantumkan komposernya. Jadi, sangat mungkin terdapat beberapa judul lagu untuk sebuah tarian.

6) Sambungkan gerak-gerak yang sudah ditemukan, padukan dengan musik etnik yang sudah ditemukan, lalu edit dengan rapi.




Sumber : Sugiyanto, dkk. 2017. Seni Budaya untuk SMK/MAK Kelas X. Jakarta: Erlangga.

2 comments:

  1. Izin promo ya Admin^^

    Bosan gak tau mau ngapain, ayo buruan gabung dengan kami
    minimal deposit dan withdraw nya hanya 15 ribu rupiah ya :D
    Kami Juga Menerima Deposit Via Pulsa x-)
    - Telkomsel
    - GOPAY
    - Link AJA
    - OVO
    - DANA
    segera DAFTAR di WWW.AJOKARTU.COMPANY ....:)

    ReplyDelete