Sunday, December 13, 2020

Fungsi Seni Budaya Nusantara

 Pada awalnya, karya seni berfungsi sebagai sarana manusia untuk berhubungan atau berkomunikasi dengan alam dan pencipta. Wujud dan isi komunikasi tentu saja beraneka ragam, sesuai kepentingan masing-masing. Wujud komunikasi tersebut dapat berupa garis, warna, bunyi-bunyian, suara manusia, gerak, dan Iain sebagainya. Semua bentuk komunikasi diekspresikan sesuai dengan seni yang hidup di masyarakat setempat atau bidang yang disukai dan diminati. Secara umum, seni memiliki beberapa fungsi, yakni sebagai berikut. 

Sumber: www.pxhere.com Gambar 4.7 Panggung yang biasa digunakan untuk pertunjukan seni teater.

Sebelum pementasan, penata panggung akan bekerja sama dengan penata lampu untuk menentukan adegan mana saja yang harus disorot, sudut mana yang harus Iebih gelap, kapan waktu penggunaan lampu follow spot, ataupun kapan waktu yang tepat untuk melakukan permainan terang-redup. Penata panggung juga bekerja sama dengan bagian properti untuk menentukan peralatan yang akan digunakan di panggung. Penata panggung juga akan bekerja sama dengan penata suara untuk menentukan posisi mikrofon yang akan dipasang ataupun pemanfaatan efek bunyi. 

1. Sebagai Ungkapan Perasaan 

Seni dapat berfungsi sebagai media mengungkapkan perasaan atau kegelisahan, keinginan, dan Jain sebagainya. Ketika seseorang merasakan emosi yang cukup besar, seperti cinta atau kesedihan, ia dapat menuangkannya dalam berbagai bentuk seni, seperti lagu atau lukisan. Ada pula yang menuangkan dalam bentuk sastra, seperti puisi atau cerpen, yang kemudian dituangkan lagi menjadi bentuk seni, seperti musikalisasi puisi atau pertunjukan teater. Melalui seni, seseorang dapat mencurahkan pemikiran, perasaan, dan imajinasinya sesuka hati. Bentuk seni yang ia hasilkan pun dapat membawa pesan kepada para penikmat karyanya. Melalui karya tersebut, para penikmat karya akan turut merasakan perasaan dan pesan yang hendak disampaikan oleh seniman yang bersangkutan. 

2. Sebagai Pemersatu 

Berbagai cabang seni dan cabang ilmu dapat bersatu dalam sebuah karya yang diciptakan bersama-sama. Contohnya adalah seni pertunjukan yang menyatukan seni peran, seni gerak, seni musik, seni penataan, hingga sastra. Seni pertunjukan tidak dapat berdiri sendiri dan memerlukan bantuan dari berbagai pihak untuk mewujudkannya. Melalui contoh ini, terlihat bahwa seni berperan sebagai pemersatu. 

Sebagai pemersatu, seni juga dapat mendamaikan sekolah-sekolah yang siswanya sering berselisih atau tawuran. Contohnya, dengan membuat karya atau pentas bersama yang melibatkan sekolah-sekolah yang sering bertikai. Dalam proses latihan, sangat mungkin terjadi proses kesepahaman untuk menghentikan 'permvsuhan'. Contoh kegiatan seni yang dapat dilakukan bersama adalah membuat pentas menari massal, menabuh gamelan, pentas teater, pentas musik. Jika di dalam  bidang olahraga mungkin masih ada persaingan, kesenian mengajak orang-orang yang terlibat di dalamnya untuk saling bekerja sama, bukan bersaing, demi menghasilkan penampilan terbaik. 

Berkesenian tidak memandang ras, agama, suku bangsa, warna kulit, jenis kelamin, apalagi status sosial dan ekonomi. Dalam berkesenian, kedudukan semua orang sama. Jika menabuh gamelan, semua pemain duduk bersila dan duduk sama rendah. Jika melukis, semua pelukis sama-sama menggunakan kuas dan cat. Jika menari, para penari sama-sama bergerak. 

3. Sebagai Sarana Pemujaan, Ungkapan Permohonan, Ungkapan Syukur terhadap Semesta Alam dan Penciptanya, serta Kelengkapan Acara dan Upacara 

Pada masa lalu, semua tarian, nyanyian, bahkan Iakon merupakan sarana upacara. Saat ini, masih ada daerah yang melestarikannya. Tarian di Bali justru masih sangat kental digunakan dalam upacara keagamaan, seperti tari pendet dan tari kecak. Sementara itu, beberapa tarian di daerah Jawa dijadikan tarian khusus sebagai suguhan ketika keluarga raja menikah. Contohnya adalah Bedhaya Sangaskara, tarian yang dipertunjukkan untuk pernikahan putri raja di Kasultanan Yogyakarta. Sementara itu, tari Bedhaya Ketawang ditampilkan pada acara ulang tahun penobatan raja di kasunanan SUrakarta. 

Bentuk seni lainnya, seperti lagu kebangsaan, selalu dikumandangkan pada acara-acara resmi dan upacara. Ada pula himne, mars, dan tarian yang harus ditampilkan saat acara tertentu. Selain itu, ada tradisi begalan dari Banyumas yang sering ditampilkan dalam acara pernikahan, sama halnya dengan tradisi palang Pintu di budaya Betawi. Bentuk seni juga dapat dilakukan sebagai bentuk ungkapan rasa syukur karena panen melimpah, atau untuk meminta kesuburan kepada Sang Pencipta ketika musim bercocok tanam tiba. 

4. Sebagai Sarana Komunikasi antara Seniman dan Penikmat Seni 

Sebuah pementasan dan pameran dapat diselenggarakan bersamaan, seperti acara ArtJog di Yogyakarta yang tidak hanya menampilkan pameran, tetapi juga pertunjukan tari dan musik. Ada pula pementasan teater yang terselenggara untuk membangun komunikasi antarpelaku seni, seperti lakon Jurang karya Agus Leylor yang dimainkan pemain teater lintas generasi dan dari beberapa kelompok teater. Kedua contoh tersebut menunjukkan bagaimana seni menghubungkan seniman, penikmat seni, dan pelaku seni lainnya. Pada acara-acara seperti ini, seniman diberi kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan para penikmat karya-karyanya, atau dengan sesama pelaku seni lainnya. Komunikasi yang terbangun antara seniman dan penikmat karya merupakan keuntungan bagi kedua belah pihak dan memicu peningkatan kualitas berkarya. 

Sumber: www.flickr.com Gambar 4.9 Dekorasi latar depan ArtJog di Yogyakarta tahun 2013.

5. Sebagai Persembahan yang Didedikasikan kepada Seseorang atau Lembaga 

Sebuah karya seni kadang diciptakan seniman untuk dipersembahkan kepada negara, raja, atau lembaga tertentu. Pada ranah tari, sebuah tarian yang dipersembahkan kepada raja akan menjadi yasan dalem, atau milik raja. Karya seni rupa, seperti lukisan atau patung, biasanya diserahkan seniman untuk dijadikan koleksi museum, lembaga negara, yayasan, atau koleksi pribadi. Sementara itu, dalam seni musik, terdapat jenis lagu seperti himne atau ode yang dibuat untuk menunjukkan penghargaan kepada seseorang. 

6. Sebagai Sarana Pemenuhan Kebutuhan Pokok (Bernilai Ekonomis) 

Seni dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok, seperti seni kriya. Karya seni kriya, seperti kain dan perabot rumah tangga, merupakan benda-benda yang memiliki kegunaan praktis bagi kehidupan manusia. Karena memiliki nilai guna, karya seni kriya bernilai ekonomis, atau dapat membawa keuntungan material bagi seniman penciptanya. 

Gambar 4.10 Para pengrajin batik di daerah Ketelan, Jawa tengah.

Seni sebagai sarana pemenuhan kebutuhan pokok tidak hanya berlaku pada seni terapan seperti seni kriya. Pada bentuk seni Iainnya, seperti seni pertunjukan, seni juga dapat membawa dampak ekonomis. Bagi pelaku seni pertunjukan, semakin banyak pentas, semakin banyak pula harga tiket yang terjual. Artinya, semakin besar pula keuntungan material yang diperoleh dari pertunjukan tersebut. 

7. Sarana Aktualisasi Diri Kreator dan Peraganya 

Kadang seniman berpentas atau berkarya untuk proyek pribadi nonprofit, untuk aktualisasi diri, dan sebagai eksistensi diri mereka di dunia kesenian. Contohnya, para seniman yang berkontribusi pada festival-festival seni dan pameran-pameran kolektif yang tidak berfokus pada keuntungan komersial. 

8. Sarana Pembentukan Karakter dan Belajar Tata Krama 

Biasanya, dengan mempelajari seni, secara otomatis seseorang akan ikut mempelajari tradisi yang menjadi latar belakang lahirnya seni tersebut. Dengan mempelajari tradisi, ia akan ikut mempelajari tata krama dan aturan yang berlaku pada tradisi tersebut. Contohnya adalah seseorang yang belajar memainkan instrumen gamelan akan mempelajari aturan-aturan dan pakem yang harus diikuti dalam memainkan instrumen tersebut. Begitu pula jika seseorang berperan dalam pertunjukan wayang orang: ia harus mempelajari jalan cerita, mempelajari pakem wayang orang, serta mempelajari cara berbicara dan cara bertingkah laku sesuai karakter yang ia perankan.

Sumber: www.flickr.cocn Gambar 4.1 1 Pertunjukan wayang yang dipimpin Oleh seorang dalang

9. Sarana Terapi untuk Kesehatan Mental 

Beberapa anak penderita gangguan mental diminta dokter untuk melakukan aktivitas seni, seperti menari, bermain musik, berteater, atau melukis. Anak tunarungu dapat belajar menari atau melukis. Anak tunanetra dapat belajar musik dan

Dengan mempelajari seni, mereka akan semakin percaya diri, senang, dan dihargai. Bahkan, untuk mereka yang tidak berkebutuhan khusus, mengikuti pementasan atau pameran juga akan menimbulkan sensasi bahagia tersendiri. Melalui contoh-contoh tersebut, terlihat bahwa seni membawa dampak yang sangat baik bagi perkembangan dan kesehatan mental seseorang. 

10. Sebagai Pengisi Acara 

Banyak acara yang menjadikan seni musik atau tari sebagai pengisi selingan. Ada pula yang menjadikan drama tari dan teater tradisional (misalnya wayang kulit, lenong, atau ketoprak) sebagai puncak sebuah acara.

11. Sebagai Hiburan 

Pada hakikatnya, seni memiliki fungsi untuk memberikan perasaan senang dan puas bagi siapa pun yang menghayatinya. Bagi masyarakat yang penat dengan aktivitas rutin sehari-hari, seni dapat menjadi sarana pelepas stres. Bentuk seni sebagai pelepas stres bervariasi sesuai hobi dan selera tiap-tiap individu. Ada yang merasa bahagia setelah menyanyi dan bermain musik, ada pula yang melepaskan stres dengan menari atau menonton pertunjukan seni. 

12. Sebagai Pertunjukan Khusus atau Pameran 

Beberapa seniman sering mengadakan pameran seni rupa atau foto di galeri-galeri seni rupa, bahkan terkadang di mal, dengan tujuan mendekatkan karya sang seniman kepada masyarakat pencinta seni. Ada pula beberapa seniman yang membuat pagelaran tunggal atau sanggarnya. Sementara itu, grup teater seperti Teater Koma dan Teater Gandrik juga termasuk rajin berkarya dan mementaskan karya mereka secara komersial.



Sumber : Sugiyanto, dkk. 2017. Seni Budaya untuk SMK/MAK Kelas X. Jakarta: Erlangga.



No comments:

Post a Comment