Estetika Romantisme memang merupakan
estetika yang sulit dipahami, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Romantis
artinya bersifat seperti dalam cerita roman (percintaan) ; bersifat mesra ;
mengasyikkan. Sedangkan romantisme berarti haluan kesusantraan abad 18 yang
mengutamakan perasaan, pikiran dan tindakan spontanitas ; aliran dalam seni
(drama) yang mengutamakan imajinasi, emosi dan sentimen idealisme. Namun dalam
konteks estetika perlu di mengerti dari beberapa artikel tentang romantisme. Di
bawah ini merupakan contoh artikel tentang romantisme yang di ambil dari sumber
internet berikut analisisnya:
Romantisme telah sangat sedikit hubungannya dengan
hal-hal populer dianggap sebagai "romantis," walaupun cinta terkadang
menjadi subjek seni Romantis. Sebaliknya, itu adalah sebuah gerakan seni dan
filosofis internasional yang mendefinisikan kembali cara-cara mendasar di mana
orang-orang di budaya Barat berpikir tentang diri mereka sendiri dan tentang
dunia mereka.
Nama “romantik” berasal dari istilah “romans” yaitu
narasi heroik prosa atau puitis yang berasal dari sastra Abad Pertengahan dan
Romantik. Dalam hal ini pada abad pertengahan romantis seniman
menolak penalaran dingin klasisisme –Seni mapan waktu- untuk melukis gambar
dari alam liar negara bagian, atau pengaturan lainnya eksotis diisi dengan
tindakan dramatis, sering dengan penekanan pada masa lalu. Pada masa itu
merupakan masa yang sedang menentang norma-norma kebangsawanan, sosial dan politik dari
Periode Pencerahan dan reaksi terhadap rasionalisasi terhadap alam, dalam seni
dan sastra. Sehingga munculnya keadaan-keadaan yang membangkitkan emosi
manusia, seperti perasaan heroik, dramatis, takjub dan sebagainya. Sedangkan
para kaum romantik menanggapi hal ini melalui seni yang seharusnya penting bagi
kehidupan ini. Seni mengandung arti dari luapan perasaan, itulah sebabnya di
sebut ekspresi. Estetika
romantisme merupakan estetika yang muncul dari pandangan kaum romantik memang
menekanakan emosi sebagai ekspresi dari seniman, sehingga muncul teori ekspresi.
Munculnya
"Teori Ekspresi Seni" terkait erat dengan gerakan Romantisme, sebuah
perkembangan intelektual dan filosofis di abad ke-18 dan ke-19.
Filsafat Romantisme dapat dikatakan sebagai sebuah
reaksi terhadap filsafat empiris (Inggris) dan mentalitas ilmiah, serta sebagai
sebuah usaha untuk menggapai yang dibalik pengetahuan inderawi, serta sebagai
sebuah usaha untuk menggapai yang dibalik pengetahuan inderawi sehari-hari. Hal
ini sesuai dengan pendapat Kant yang berpendapat ada dua jenis pengetahuan
yaitu pengetahuan dunia empiris yang merupakan objek pengetahuan ilmiah yaitu usaha
untuk menggapai yang dibalik pengetahuan inderawi, dan pengetahuan noumenal
yang dalam beberapa hal berada di belakang dunia inderawi empiris yang terbatas
yaitu usaha untuk menggapai yang dibalik pengetahuan inderawi sehari-hari. Ketika
filsafat Romantisme ini diterapkan pada dunia seni, ia menghasilkan sebuah
peran baru bagi seniman dan minat baru dalam kreasi artistik. Sang Seniman
dianggap sebagai sarana untuk mencapai sumber-sumber vital dan mendapatkan
pengetahuan yang tak dapat diberikan oleh sains. Artinya para seniman sebagai
penghubung atau medium antara dunia empiris dan dunia noumenal yang berada di
balik kenyataan pengalaman. Kreasi artistik diidentifikasikan atau terkait
dengan pelepasan emosi. Leo Tolstoi menyatakan bahwa karya seni pada dasarnya
merupakan ekspresi perasaan dalam bentuk tertentu sehingga orang lain mampu
merasakan ungkapan emosi dalam seni itu. Kaum Romantik sangat menghargai atau
menghormati kemerdekaan dan kedaulatan individu untuk mengekspresikan
perasaannya.
Romantisme dalam konteks estetika romantisme
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
-Menekankan emosi yang kuat sebagai sumber dari
pengalaman estetika
-Memberikan
tekanan baru terhadap emosi-emosi seperti rasa takut, ngeri, dan takjub
-Terkait
dengan pelepasan emosi, yakni terlibat untuk mencapai suatu pengetahuan yang
lebih unggul
-Dipengaruhi
oleh gagasan-gagasan pencerahan dan mengagungkan medievalisme
Sifat khas
gaya Romantik dalam seni
· -Pemujaan terhadap alam
· -Rasa melankolik dan nostalgik terhadap masa silam
· - Kesadaran agama mengambang
· -Mengarahkan perhatian kepada diri seniman dan proses
kreatifnya
· -Lari dari kenyataan riil
· -Inspirasi muncul dari dalam diri seniman
· -Genius, dalam arti kemampuan menemukan dan menghasilakan karya yang orisinil
-Menciptakan dunia “lain” (khayal) yang bersifat
emotif dan imajinatif
Seni romantisme menekanakan pada
emosi sebagai kebebasan ekspresi dari seniman, dan seniman adalah orang yang
bertindak sebagai penghubung antara pengetahuan ilmiah (empiris) dengan apa yang ada dibalik
pengetahuan inderawi sehari-hari (noumenal). Sedangkan kesan romantis yang ada
dalam persepsi kebanyakan orang yaitu tentang kedamaian dan lebih ke emosi
cinta adalah pengaruh dari sejarah romantisme dimana gerakan seni dan filosofis
internasional yang mendefinisikan kembali cara-cara mendasar di mana
orang-orang di budaya Barat berpikir tentang diri mereka sendiri dan tentang
dunia mereka. Seni dalam konteks romantisme tidak terpengaruh oleh siapapun dan
terkesan melebih-lebihkan dikarenakan oleh ekspresi perasaan yang bertujuan
orang lain mampu merasakan ungkapan emosi dalam seni itu.
Makna estetika pada masa romantismenya?
ReplyDelete