Model
PPSI dikembangkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan mengiringi
terbitnya kurikulum 1975. Model ini dikembangkan dari pemikiran yang disebut
sebagai pendekatan sistem (system approach).
Sistem
pembelajaran, sebagaimana pendapat Gagne merupakan suatu set peristiwa yang
mempengaruhi siswa sehingga terjadi proses belajar. Suatu set peristiwa itu
mungkin digerakkan oleh pengajar sehingga disebut pengajaran.
Bentuk
pembelajaran PPSI dituangkan ke dalam lima langkah:
·
Perumusan Tujuan
1) Menggunakan
sistem yang operasional
2) Berbentuk
hasil belajar
3) Berbentuk
tingkah laku
4) Hanya
ada satu tingkah laku
·
Pengembangan Alat
Evaluasi
1) Menggunakan
jenis tes yang akan digunakan untuk menilai tercapai tidaknya tujuan
2) Menyusun
tes untuk menilai masing-masing tujuan
·
Penetapan Kegiatan
Belajar
1) Merumuskan
semua kemungkinan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan
2) Menetapkan
kegiatan belajar yang tidak perlu ditempuh
3) Menetapkan
kegiatan belajar yang akan ditempuh
·
Pengembangan Program
Kegiatan
1) Merumuskan
materi pelajaran
2) Menetapkan
model yang digunakan
3) Memilih
alat pelajaran dan sumber yang akan dipakai
4) Menyusun
jadwal
·
Pelaksanaan
1) Mengadakan
tes awal
2) Menyampaikan
materi pelajaran
3) Mengadakan
tes akhir
4) Perbaikan
Dengan
demikian sesungguhnya perlu disadari oleh guru seni rupa penggunaan desain
pembelajaran PPSI sebagai model pembelajaran memerlukan suatu siklus aksi,
refleksi dan inovasi. Aksi artinya pelaksanaan pembelajaran. Refleksi artinya
penemuan kelebihan dan kekurangan pembelajaran, dan akirnya membuahkan
rekomendasi sebagai bentuk inovasi untuk pembelajaran yang akan datang.
Dalam
pengembangan model seni rupa dalam konteks kurikulum yang berlaku, saat ini
lembaga pendidikan sekolah diberlakukan kurikulum 2004 yang disebut sebagai
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).
Dalam KBK terdapat beberapa model pembelajaran diantaranya adalah Contextual
Teaching and Learning (CTL) dan Pembelajaran Berbasis Portofolio.
Pendekatan
CTL adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkanya
dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapanya dalam kehidupan mereka
sehari-hari. Pembelajaran CTL melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran
produktif yakni, konstruktivisme (constructivism), bertanya (questioning),
menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan
(modeling), dan penilaian sebenarnya (authenthic assessment). Landasan filosofi
CTL adalah konstruktivisme, yaitu filosofi belajar yang menekankan bahwa
belajar tidak hanya sekedar menghafal.
Pembelajaran berbasis portofolio merupakan satu bentuk dari praktik
pembelajaran yaitu, suatu inovasi pembelajaran yang dirancang untuk membantu
siswa memahami teori secara mendalam melalui pengalaman belajar
praktik-empirik.
No comments:
Post a Comment