Manusia yang hidup pada suatu daerah selalu beradaptasi dengan lingkungannya. Kelompok masyarakat yang beradaptasi tersebut secara turun temurun mewariskan cara hidupnya sebagai kebudayaannya pada anak cucunya. Pewarisan ini terjadi secara alami dan menjadi tradisi pada setiap masyarakat tertentu. Hal ini meliputi berbagai aspek kebudayaan mulai dari perilaku, peralatan dan sandang yang diapakai hingga pada makanan serta penyajiannya seperti yang terdapat pada daerah Blora.
Dahulu pada masa penjajahan, Blora merupakan kota kecil yang tercatat sebagai daerah termiskin di Jawa setelah Bojonegoro. Hal ini dikarenakan daerah sekitar Blora, Cepu dan Bojonegoro merupakan daerah yang bertanah kapur sehingga tidak subur. Namun berkembangnya masayrakat Blora menjadikan perekonomian daerah ini menjadi lebih baik, setidaknya setara dengan daerah-daerah lain. Terdapat diantaranya yang menjadi produksi pangan yaitu buah-buahan Siwalan, Mindhik, Juwet, Jambu Ménté. Sayuran Krai, Plonco atau Gendhoyo, dan Temu Kunci. Tidak ketinggalan pada makanan khasnya yang bervariasi, makanan khas Blora yaitu sate Blora, mangut, tahu lontong, dan lembarang. Jajanan khas Blora yaitu sangkolun, godrès, gandhos, iwel-iwel, moho, thathakriyak, dumbeg, pasung, cempura, horog-horog, grontol, gendar, gemblong, gendar, untir-untir, lepet jagung. Sedangkan minuman yang ada di daerah ini yaitu Limun kawis, legèn, wédang cemoè. Terdapat makanan kerupuk yang khas yaitu Sarmiyer (Samiler), merupakan kerupuk yang dibuat dari soko puhung, diproduksi paling banyak di deso Wantilgung Kecamatan Ngawen. biasanya dijual keliling menggunakan pikulan sampai ke Surabaya, Semarang, Malang dan lain-lain, namun paling banyak di Surabaya.
.
1. Lontong Tahu
2. Sate Ayam
3. Tape godong Ploso
Sekalipun banyak makanan khas Blora, namun makanan khas Jawa lainpun terdapat di daerah Blora. Makanan-makanan tersebut tentu mengalami perubahan pada rasa maupun penyajiannya. Hal ini banyak yang mendasari, mulai dari kondisi alam hingga kondisi masyarakat sekitar. Perubahan ini menjadikan makanan tersebut menjadi khas pada daerah tertentu yang menjadi ciri khasnya. Di daerah Blora, contohnya makanan tape bisa menjadi makanan khas tape Blora. Tape ini memiliki ciri khusus pada pembungkusan dan penyajiannya. Tape yang terdapat di daerah Blora adalah tape yang bernama tape godong “Ploso”
http://abbeart.blogspot.co.id/2016/08/kebudayaan-makanan-tape.html
http://abbeart.blogspot.co.id/2016/08/kebudayaan-makanan-tape.html
Sekalipun banyak makanan khas Blora, namun makanan khas Jawa lainpun terdapat di daerah Blora. Makanan-makanan tersebut tentu mengalami perubahan pada rasa maupun penyajiannya. Hal ini banyak yang mendasari, mulai dari kondisi alam hingga kondisi masyarakat sekitar. Perubahan ini menjadikan makanan tersebut menjadi khas pada daerah tertentu yang menjadi ciri khasnya. Di daerah Blora, contohnya makanan tape bisa menjadi makanan khas tape Blora. Tape ini memiliki ciri khusus pada pembungkusan dan penyajiannya. Tape yang terdapat di daerah Blora adalah tape yang bernama tape godong “Ploso”
http://abbeart.blogspot.co.id/2016/08/kebudayaan-makanan-tape.html
http://abbeart.blogspot.co.id/2016/08/kebudayaan-makanan-tape.html
4. Ungker godong Jati
5. Lontong Kikil
No comments:
Post a Comment