Adanya larangan memuja roh nenek moyang dan Dewa-Dewa, maka pada masa itu tidak ada lagi pembangunan candi dan sebagai penggantinya muncul bangunan yang bercirikan Islam.
1.Masjid
Arti kata sebenarnya dari masjid adalah tempat sujud. Masjid yaitu bangunan yang berfungsi sebagai tempat umat Islam menjalankan sholat. Para Wali menggunakan kata sholat untuk melakukan sembahyang. Kata sembahyang diambil dari kata sembah dan Hyang yang artinya menyembah Hyang Maha Kuasa yaitu Allah. Bangunan mesjid masih menggunakan ciri-ciri Hindu-Budha agar peralihan ajaran yang mereka sebarkan tidak kontradiktif.
Ciri-ciri tersebut nampak pada :
-Denah dasar berbentuk bujur sangkar menyerupai candi
-Kaki masjid berbentuk berundak-undak
-Atap masjid berbentuk tumpang menyerupai bangunan Meru di Bali, puncak atap berbentuk lingga Hindu dan stupa Budha (kubah) bagian atas mesjid yang berbentuk limas bersusun ganjil (seperti atap Balai Pertemuan Hindu Bali), contohnya atap masjid Agung Demak dan Masjid Agung Banten
-Pintu gerbang dan menara berbentuk seperti candi-candi Jawa Timur.
Contohnya atap mesjid Agung Demak dan Masjid Agung Banten.
2.Makam
Makam yaitu bangunan untuk kuburan orang yang telah meninggal. Sebenarnya dalam ajaran Islam ada larangan pembuatan makam secara permanen, hal ini dimaksudkan untuk menghindari pengkultusan terhadap jenazah orang tertentu. Namun karena pada masa itu kebudayaan Hindu-Budha masih hidup, dan Islam yang datang ke Indonesia sudah beralkulturasi dengan kebudayaan India, maka pembangunan seni Islam di Indonesia juga menghasil bangunan makam. Bangunan Makam biasanya terdiri dari pintu gerbang makam, bangunan utama dan nisan. Arsitektur makam orang muslimin di Indonesia merupakan hasil pengaruh dari tradisi non muslim. Pengaruh seni prasejarah tampak pada bentuk makam seperti punden berundak. Sedangkan pengaruh hindu tampak pada nisannya yang diberi hiasan motif gunungan atau motif kala makara. Adapun pengaruh dari Gujarat India yaitu pada makam yang beratap sungkup.
3.Istana
Istana yaitu bangunan yang merupakan pusat pemerintahan. Istana mempunyai bangunan pelengkap, yaitu bangunan yang mempunyai fungsi-fungsi tertentu. Umumnya kerajaan-kerajaan Islam di Jawa mempunyai istana menghadap ke utara. Di depannya ada alun-alun dan di barat alun-alun berdiri masjid besar. Dalam lingkungan Istana terdapat pendopo, sitinggil, tempat duduk raja, tempat gamelan dsb. Pada bangunan istana pengaruh Hindu-Budha masih terasa, hal ini nampak pada struktur bangunannya, bagian kaki berundak dan atap limasan atau tumpang.
No comments:
Post a Comment