Wednesday, August 24, 2016

Konsep Interaksi Belajar Mengajar

Interaksi dalam proses pembelajaran merupakan kata kunci menuju keberhasilan suatu proses pembelajaran. Ada 2 (dua) bentuk komunikasi agar tercipta interaksi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran yaitu (1) komunikasi verbal dan (2) komunikasi non verbal. Timbulnya interaksi dalam proses pembelajaran ditentukan oleh faktor-faktor (1) guru (2) siswa (3) tujuan pembelajaran (4) materi/isi pelajaran (5) metode penyajian (6) media yang digunakan dan (7) situasi dan kondisi kelas (8) sistem evaluasi Interaksi dapat terjadi jika ada misi ataupun tujuan yang harus dibangun, dicapai atau diperoleh dalam memperoleh kegiatan interaksi. Pada intinya kegiatan interaksi bermuara pada kesepakatan sebagaimana diantara keduanya.
Konsep Interaksi belajar mengajar adalah bentuk hubungan antara dua orang atau lebih yang ada dalam satu peristiwa komunikasi timbal balik yang masing-masing berperan aktif untuk saling memberi dan menerima, dan klimaksnya terjadi titik kesepakatan makna/kesepahaman nilai baru yang berdampaka pada kualitas murid yang sesunggguhnya menjadi tujuan/sasaran pendidikan yang telah disusun sebelumnya. Jadi interaksi yang dibangun adalah bentuk interaksi yang bersifat edukatif.\

Pengertian Interaksi Edukatif
Interaksi edukatif adalah sebuah interaksi belajar mengajar, yaitusebuah proses interaksi yang menghimpun sejumlah nilai (norma) yang merupakan substansi sebagai medium antara guru dengan anak didik dalam rangka mencapai tujuan.
Dalam interaksi edukatif ada dua buah kegiatan yakni kegiatan guru di satu pihak dan kegiatan anak didik di lain pihak. Guru mengajar dengan gayanya sendiri dan anak didik belajar dengan gayanya sendiri. Guru tidak hanya mengajar , tetapi juga belajar memahami suasana psikologi anak didik dan kondisi kelas.
Dalam mengajar, guru perlu memahami gaya-gaya belajar anak didik. Kerelevansian gaya-gaya mengajar guru dengan gaya-gaya belajar anak didik akan memudahkan guru menciptakan interaksi edukatif yang konsif. N.A Ametembun, (1985) mengatakan bahwa suatu interaksi yang harmonis terjadi bila dalam prosesnya tercipta keselarasn, keseimbangan, keserasian antara kedua komponen itu, yaitu guru dan anak didik. 
Banyak kegiatan yang harus guru lakukan dalam interaksi edukatif, diantaranya memahami prinsip-prinsip interaksi edukatif, menyiapkan bahan dan sumber belajar, memilih metode, alat, dan alat bantu pelajaran, memilih pendekatan, dan mengadakan evaluasi setelah akhir kegiatan pelajaran. Semua kegiatan yang di lakukan guru harus di dekati dengan pendekatan sistem. Sebab pengajaran adalah suatu sistem yang melibatkan sejumlah komponen pengajaran. Tidak ada satu pun dari komponen itu dapat guru abaikan dalam perencanaan pengajaran, karena semuanya saling terkait dan saling menunjang dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran.
Pola Interaksi
1. Ada 3 bentuk utama pola interaksi yaitu terjadi dalam proses  yaitu (1) klasikal, (2) kelompok dan (3) individu.
2. Pola interaksi yang diterapkan oleh guru di kelas sangat menentukan/dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Selain itu keaktifan siswa menurut Ausebel ditentukan oleh kebermaknaan isi/materi serta proses pembelajaran dan modus kegiatan pembelajaran tersebut.
3. Ada 3 kiat bagi guru untuk menimbulkan interaksi edukatif dalam proses pembelajaran yaitu (1) mengadakan kontak pandang mata (2) melakukan gerakan badan dan mimik dan (3) pergantian posisi dan gerak
Disiplin
Ada permasalahan utama yang harus diperhatikan guru dalam sistem pembelajaran kelompok yaitu (1) disiplin (2) hukuman dan (3) motivasi. Penerapan disiplin di kelas/sekolah untuk membekali anak dengan batasan-batasan yang berlaku di lingkungan sosial di mana ia berada. Setiap guru harus menguasai benar masalah disiplin ini mulai dari bentuknya, taraf perkembangannya, komponen utamanya, jenis-jenis masalah displin di kelas serta pembinaan disipilin terhadap siswanya di kelas.
Hukuman dan Motivasi
1. Makna sesungguhnya dari hukuman adalah dihukum karena telah melakukan kesalahan. Pemberian hukum ini dapat dipandang sebagai menghentikan perilaku anak yang tidak baik dan pemberian hukuman ini menimbulkan dampak yang tidak baik antara guru dan siswa.
2. Agar pemberian hukum efektif maka harus dikaitkan dengan pemberian kegiatan baik penguatan positif maupun negatif.
3. Motivasi merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan siswa dalam belajar dan secara otomatis juga menunjang keberhasilan guru dalam mengelola proses pembelajaran, karena itu setiap guru perlu mengenal setiap siswanya dengan baik agar dapat dengan tepat memberikan perlakuan kepada setiap siswa.
4. Memotivasi anak dalam belajar berbeda-beda dan perlu diingat bahwa motivasi berprestasi sangat berkaitan dengan keberhasilan anak didik dalam belajar.

No comments:

Post a Comment