Di dunia anak-anak yaitu kalangan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar cukup banyak kita jumpai gambar yang hampir sama. Dari keseluruhan gambar yang hampir sama tersebut paling banyak dijumpai adalah gambar dua buah gunung dengan sebuah matahari yang terbit di tengahnya. Tidak hanya di pulau Jawa, tetapi di berbagai daerah di Indonesia pun juga banyak yang menggambar dengan pola yang seperti ini.
Keadaan seperti ini tentu saja bentuk ketidak kreatifan gambar anak yang ajaibnya dilakukan oleh banyak anak. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal. Gambar tersebut menjadi gambar konvensional di Indonesia disebabkan oleh banyak faktor yaitu:
Pola gambar dua gunung dengan matahari
Keadaan seperti ini tentu saja bentuk ketidak kreatifan gambar anak yang ajaibnya dilakukan oleh banyak anak. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal. Gambar tersebut menjadi gambar konvensional di Indonesia disebabkan oleh banyak faktor yaitu:
1. Metode
pengajaran guru
Kebanyakan anak yang menggambar dengan bentuk atau pola
gambar yang sama tentu berasal dari pengajaran yang sama oleh
pendidik mereka. Guru dalam hal ini menjadi tokoh yang mempelopori
hal ini.
Cara mengajar guru yang mengajar seni rupa dengan sistem hafalan menganggap otak manusia sepeti alat perekam belaka. Meskipun jika tidak ada niat seperti itu, namun gambar yang diajarkan pada guru tetap sama saja yaitu gambar dua gunung dan satu matahari, padahal mereka bisa saja merubahnya.
Gambar contoh dau gunung satu matahari |
Cara mengajar guru yang mengajar seni rupa dengan sistem hafalan menganggap otak manusia sepeti alat perekam belaka. Meskipun jika tidak ada niat seperti itu, namun gambar yang diajarkan pada guru tetap sama saja yaitu gambar dua gunung dan satu matahari, padahal mereka bisa saja merubahnya.
2. Merupakan
gambar khas pemandangan
Setiap ada pelajaran seni rupa khusunya menggambar yaitu
menggambar pemandangan, guru selalu mencontohkan gambar dua gunung
dan satu matahari. Demikian banyak anak di Indonesia secara otomatis
berpikir bahwa menggambar pemandangan adalah menggambar dua gunung
dengan matahari di tengahnya. Hal ini merupakan fenomena menyedihkan
yang umum terjadi dalam pelajaran seni rupa sekolah-sekolah negeri di
Indonesia.
Ahli kreativitas dan seni rupa anak Profesor Primadi Tabrani (dalam Aikon; 2012), mengatakan bahwa sistem pendidikan seni rupa yang salah di sekolah-sekolah dasar negeri menghilangkan potensi kreatif anak Indonesia. Termasuk saat-saat seorang guru memberi contoh di papan tulis dengan sebuah pemandangan dua gunung dan satu matahari.
Pemandangan alam Indonesia
Ahli kreativitas dan seni rupa anak Profesor Primadi Tabrani (dalam Aikon; 2012), mengatakan bahwa sistem pendidikan seni rupa yang salah di sekolah-sekolah dasar negeri menghilangkan potensi kreatif anak Indonesia. Termasuk saat-saat seorang guru memberi contoh di papan tulis dengan sebuah pemandangan dua gunung dan satu matahari.
3. Mudah
dibuat dan merupakan gambar yang mewakili banyak hal
Dengan melihat gambar dua gunung dan satu matahari orang
sudah bisa mengatakan bahwa gambar itu adalah gambar pemandangan,
sehingga tidak perlu repot-repot menggambarkan pohon, hutan atau
gambar alam lain yang lebih sulit. Demikian pula pada gambar dua
gunung dan satu matahari yang memiliki bentuk sederhana yaitu dua
buah segitiga, sebuah garis melengkung di tengahnya dan sebuah garis
datar sebagai garis dasar sudah menjadi sebuah gambar pemandangan.
Kemudahan cara menggambar inilah menjadi hal yang mudah ditiru oleh
anak terutama anak kecil. Sehingga dengan meniru gambar tersebut
anak-anak sudah dapat dikatakan mampu menggambar pemandangan. Hal itu
tentu menggembirakan karena pada dasarnya usia mereka masih dalam
tahap prabagan. Apalgi pada anak yang tinggal di daerah dekat gunung,
pemandangan gunung dan matahari menjadi hal yang biasa. Objek yang
sering dilihat oleh anak dan dekat dengan kehidupan anak akan lebih
mudah dan cepat untuk diajarkan dan dimengerti anak (Nofianto; 2012).
Pemandangan gunung menceritakan banyak hal
Gambar yang terdiri dari dua gunung dan satu matahari
sudah menjadi gambar yang dapat menceritakan berbagai hal. Yaitu
suasana alam yang diantaranya terdapat dataran rendah, dataran
tinggi, daerah pegunungan, daerah pesawahan, hutan, jalan, suasana
pagi dan sebagainya. Sebuah garis lurus yang menjadi garis dasar
menjadi dasar yang mudah dibuat sebagai awalan untuk menggambar.
Garis ini dapat mewakili area persawahan, jalan dan dataran rendah di
bawah gunung. Bentuk segitiga merupakan perwakilan gambar gunung yang
mudah dibuat bagi anak. Hanya dengan membuat gambar segitiga sudah
dapat dikatakan gunung yang padahal dalam keadaan sebenarnya gunung
memiliki permukaan yang dan isi yang rumit. Digambarkan dua gunung
sebab jumlah gunung yang lebih dari satu buah sudah dapat dikatakan
sebagai pegunungan, hal ini berkaitan dengan keadaan di Indonesia
yang memiliki banyak gunung. Sedangkan gambar sebuah matahari
merupakan cerminan suasana dipagi hari ketika matahri terbit. Hal ini
tentu sering dilihat oleh anak yang setiap pagi bersekolah (di daerah
pedesaan). Selain itu jika semisal letak gambar matahari tidak
terdapat di tengah-tengah dua gunung maka komposisinya kurang bagus.
Matahari yuang terdapat di tengah gunung menjadi gambar yang
simetris, yaitu salah satu dari prinsip keseimbangan dalam nirmana
yaitu keseimbangan setangkup.
4. Keadaan
alam Indonesia dan anggapan masyarakat tentang gunung
Gambar yang sudah banyak dicontohkan oleh guru di
Indonesia ini tentu berasal dari tradisi turun menurun yang telah
diajarkan pada masa sebelumnya. Keadaan alam di Indonesia yang kaya
dengan kekayaan alamnya tidak terlepas dari keberaaan gunung berapi.
Banyaknya gunung yang ada di Indonesia menjadi pemandangan alam yang
mudah dijumpai terutama di daerah pedesaan. Terlebih lagi pada masa
dahulu sebelum munculnya banyak bangunan gedung yang besar dan
terbentuknya suasana kota yang mendominasi. Keadaan tersebut menjadi
pemandangan yang indah di Indonesia, apalagi besarnya ukuran gunung
itu sendiri lebih mudah terlihat penampakannya oleh ukuran seorang
manusia. Sedangkan masyarakat lokal sejak zaman dahulu menganggap
(terutama yang aktif) sebagai tempat pencarian spiritual/ghaib atau
kontemplasi dengan zat tertinggi (Yuli; 2012).
Yuli juga mengatakan bahwa gunung dilambangkan sebagai simbol kekuasaan, ketuhanan, spiritual, kesuburan, kemarahan, dan lain sebagainya. Seperti halnya dalam pagelaran wayang kulit, gunungan menjadi pembuka dalam setiap sesi dan juga penutup. Gunungan juga menjadi perwakilan atas hutan belantara, kemarahan (api) dan lain sebagainya. Seharusnya yang disadari masyarakat adalah bahwa masyarakat yang survive dengan segala tantangannya bersama nenek moyang pendahulu. Fenomena gunung yang telah menjadi persepsi yang berarti bagi masyarakat Indonesia menjadikan gambar gunung terdapat dimana-mana. Bahkan dalam simbol profinsi Jawa Tengahpun terdapat gambar gunung kembar yang memiliki arti persatuan antara rakyat dan pemerintah daerah (Livanda; 2012). Keadaan alam yang seperti itu sering dijumpai masyarakat Indonesia apalagi masyarakat yang pagi hari sering berangkat bekerja dapat melihat suasana gunung dan matahari yang sedang terbit.
Gambar ini bisa disebut sebagai gambar tradisional di Indonesia. Hal ini dikarenakan di Indonesia gambar ini sudah di tularkan secara turun temurun sejak dahulu. Gambar yang menjadi cerminan keadaan alam Indonesia ini menjadi cirikhas budaya Indonesia yang pada kehidupannya tergantung dengan alam. Meskipun di negara lain juga terdapat gambar tersebut namun tidak seperti di Indonesia yang membumi nusantara.
Kemegahan gunung
Yuli juga mengatakan bahwa gunung dilambangkan sebagai simbol kekuasaan, ketuhanan, spiritual, kesuburan, kemarahan, dan lain sebagainya. Seperti halnya dalam pagelaran wayang kulit, gunungan menjadi pembuka dalam setiap sesi dan juga penutup. Gunungan juga menjadi perwakilan atas hutan belantara, kemarahan (api) dan lain sebagainya. Seharusnya yang disadari masyarakat adalah bahwa masyarakat yang survive dengan segala tantangannya bersama nenek moyang pendahulu. Fenomena gunung yang telah menjadi persepsi yang berarti bagi masyarakat Indonesia menjadikan gambar gunung terdapat dimana-mana. Bahkan dalam simbol profinsi Jawa Tengahpun terdapat gambar gunung kembar yang memiliki arti persatuan antara rakyat dan pemerintah daerah (Livanda; 2012). Keadaan alam yang seperti itu sering dijumpai masyarakat Indonesia apalagi masyarakat yang pagi hari sering berangkat bekerja dapat melihat suasana gunung dan matahari yang sedang terbit.
Gambar ini bisa disebut sebagai gambar tradisional di Indonesia. Hal ini dikarenakan di Indonesia gambar ini sudah di tularkan secara turun temurun sejak dahulu. Gambar yang menjadi cerminan keadaan alam Indonesia ini menjadi cirikhas budaya Indonesia yang pada kehidupannya tergantung dengan alam. Meskipun di negara lain juga terdapat gambar tersebut namun tidak seperti di Indonesia yang membumi nusantara.
Sumber:
- Aikonia. 2012. http://aikon2.com/hub/?p=1790
- Ilham Yuli Isdayanto. 2012 http://sosbud.kompasiana.com/2012/03/26/gunung-berapi-dan-simbol-budaya-bangsa/
- Najib Livanda. Sumber: Serial Salam Sahabat Nusantara Jawa Tengah
- http://najib-slankscooteris.blogspot.com/
- Nofianto, Imam. Fenomena Pola Gambar Dua Gunung pada Anak Usia TK & SD. 2012. http://nofianart.blogspot.com/2012/02/fenomena-pola-gambar-dua-gunung-pada.html
No comments:
Post a Comment