Kurikulum seni rupa memiliki
komponen-komponen yang terdiri dari tujuan, bahan ajar,metode dan
evaluasi. Keempat komponen ini merupakan subsistem dari kurikulum
seni rupa, karena tersusun struktural menjadi sebuah sistem yaitu
sistem kurikulum seni rupa. Sistem adalah perangkat unsur yang secara
teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. Dalam
kurikulum seni rupa ini tidak dapat dipisahkan antara komponen satu
dengan komponen yang lainnya, apabila ada tujuan, bahan ajar, dan
metode tetapi tidak ada hasil maka tidak akan berjalan begitu pula
dengan komponen yang lainnya, apabila ada satu komponen saja yang
bermasalah maka komponen lain akan ikut bermasalah. Inilah kenapa
komponen kurikulum seni rupa merupakan subsistem dari kurikulum seni
rupa.
Sebagai ilustrasi yaitu misalnya dalam
kurikulum terdapat bahan ajar menggambar bentuk dengan tujuan siswa
dapat menggambar bentuk tiga dimensi, kemudian bahan ajar adalah
materi menggambar bentuk dengan teknik arsir, metode yang digunakan
adalah metode ceramah dan evaluasi yang digunakan adalah pertanyaan
tertulis. Dapat dilihat bahwa metode dalam kurikulum ini kurang
sesuai dengan bahan ajarnya karena tidak cocok materi menggambar
bentuk jika hanya digunakan dengan metode ceramah saja maka anak
tidak akan bisa mendapatkan hasil yang maksimal karena kurang
mengerti. Inilah yang kemudian tidak akan sesuai dengan tujuan yang
diharapkan, demikian pula dengan komponen yang lain apabila tidak ada
sinkronansi satu dengan yang lainnya maka sistem kurikulum seni rupa
itu tidak akan berjalan dengan lancar. Oleh karena itu masing-masing
komponen harus saling berkaitan agar sistem kurikulum seni rupa tidak
rusak/kacau, keterkaitan inilah yang merupakan ciri dari subsistem
kurikulum seni rupa.
Sumber:
-(Nana Sudjana: Pembinaan dan
Pengembangan Kurikulum di Sekolah)
-(PC. S. Ismiyanto: GBPP-Silabus, RPP,
dan Handout MATA KULIAH KURIKULUM & BUKU TEKS PENDIDIKAN SENI
RUPA)
No comments:
Post a Comment