Pada usia awal sekolah seperti
di TK, perasaan keindahan (estetika) anak belum nampak jelas
kelihatan. Perasaan keindahan merupakan perasaan yang timbul ketika
individu menghayati sesuatu yang ada hubungannya dengan indah atau
buruk (lihat Zulkifli, 1993). Untuk menentukan hal ini diperlukan
pengukur yang disebut “cita rasa”. Namun ketika belum dewasa anak
hanya menirukan pendapat orang dewasa saja tentang sesuatu itu indah
atau tidak. Oleh karena itu, peran orangtua sangat penting diperlukan
pada masa perkembangan anak di usia TK, sebab perkembangan “perasaan
keindahan” sangat dipengaruhi oleh faktor pembawaan dan faktor
lingkungan. Orangtua yang ingin meningkatkan potensi anak dalam
menggambar perlu memberikan peluang dan dorongan kepada anak agar
kemampuannya tersalurkan. Terlebih lagi pada usia perkembangan anak
pada masa TK yang ingin mengungkapkan berbagai ekspresi sehari-hari
sebagai penemuan hal baru, perhatian orangtua sangat penting untuk
menunjang karya seni gambar anak sebagai ekspresi. Untuk meningkatkan
potensi seni gambar ini, pemberikan sebanyak mungkin rangsangan dan
kesempatan untuk membebaskan anak dalam berekspresi sangat
diperlukan. Hal-hal yang perlu dilakukan oleh orang tua menurut Reni
Akbar dan Hawadi (2006) untuk merangsang ekspresi anak melalui gambar
yaitu sebagai berikut:
- Membawa anak ke tempat yang kaya akan pamandangan.
- Menyediakan peralatan seperti kertas gambar, pensil, spidol, cat, crayon, serta material lain untuk menggambar.
- Menyediakan tempat khusus untuk memajang hasil karya anak.
- Memberi komentar yang positif pada warna, komposisi, penggunaan ruang, tekstur, keseimbangan dan kontras dan menghindari komentar yang bersifat umum.
- Mengajak anak ke musium seni dan membiarkan anak memilih tempat yang disukai, mendorong anak untuk mengevaluasi hal-hal yang dilihat.
Pada
penjelasan di atas, upaya mendorong kreativitas anak dalam
berekspresi melalui seni gambar sangat ditekankan. Dengan melalui
pengenalan lingkungan seni gambar, anak akan mendapatkan rangsangan
yang cukup. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Ahmad Rofiq
(2008)
bahwa untuk menumbuhkan kreativitas anak, orangtua atau guru dapat
mengakrabkan anak dengan dunia seni. Ketika jiwa seni anak cukup
tinggi, mereka bisa mengapresiasi seni, menyukai seni, dan umumnya
lebih cerdas secara emosi. Mengajak anak-anak mengunjungi pameran
kesenian, seperti pameran lukisan, juga dapat menambah minat
anak-anak terhadap seni. Kristyn
Crow menjelaskan pula bagaiamana cara merangsang anak untuk
mengekspresikan diri anak melalui gambar atau lukis
:
Berkesenian
merupakan kegiatan yang baik untuk anak-anak non-verbal atau mereka
yang memiliki kesulitan dengan bahasa tertulis. Membelikan
bahan-bahan seni untuk anak, seperti bantalan sketsa dan krayon, atau
cat cat air. Untuk membicarakan tentang warna dan suasana hati,
dengan cara menanyakan kepada anak ketika anak merasa marah, warna
apa yang ia gunakan. Ketika anak mengantuk, dengan warna apa anak
mengungkapkan. Ketika anak benar-benar takut, apa jenis binatang yang
ada dalam gambarannya. Kemudian meminta kepada anak untuk memilih
warna yang ia rasakan sekarang. Kemudian membiarkan anak melukis
gambar abstrak atau sederhana yang menunjukkan bagaimana perasaan
anak. Selanjutnya, membiarkan anak berpikir tentang hal-hal yang
membuat anak marah atau sedih. Jika "gila" adalah rakasa,
akan terlihat seperti apa anak tersebut. Membiarkan anak memiliki
kebebasan penuh untuk menggambar apapun emosinya akan membimbingnya
untuk membuat membuta gambar sesuai ekspresinya.
Setelah
orangtua melakukan berbagai kegiatan untuk merangsang kegiatan anak
dalam bidang seni gambar, maka daya tarik anak akan timbul. Imajinasi
anak yang ditransformasikan dalam coretan-coretan merupakan
coretan-coretan yang penuh makna dan arti. Goresan crayon
atau celupan kuas dan sapuan di atas kertas serta efeknya yang datang
dalam sekejap akan menimbulkan minat anak untuk bereksperimen dengan
berbagai warna. Selain itu anak juga akan melihat pengaruh dari
gerakan serta perubahan kombinasi warna, kemudian anak akan
mengulangi hal itu kembali (Prasetyono 2008: 107). Namun, perlu
diketahui bahwa penyaluran ekspresi anak dalam seni rupa khususnya
seni gambar bukan menjamin anak-anak akan menjadi seniman besar
nantinya. Pada intinya ekspresi merupakan wujud dari kebebasan anak.
Wahyuti mengatakan bahwa
keberhasilan dari kegiatan berkesenian untuk anak TK bukanlah dilihat
dari keindahan hasil karya yang dihasilkan anak-anak tetapi lebih
diutamakan pada proses berkreasi yang memberikan kebebasan
berekspresi dengan cara yang menyenangkan sesuai dengan karakteristik
kepribadian masing-masing anak.
No comments:
Post a Comment