Saturday, January 30, 2016

Penyaluran ekspresi anak melalui gambar

Pada usia awal sekolah seperti di TK, perasaan keindahan (estetika) anak belum nampak jelas kelihatan. Perasaan keindahan merupakan perasaan yang timbul ketika individu menghayati sesuatu yang ada hubungannya dengan indah atau buruk (lihat Zulkifli, 1993). Untuk menentukan hal ini diperlukan pengukur yang disebut “cita rasa”. Namun ketika belum dewasa anak hanya menirukan pendapat orang dewasa saja tentang sesuatu itu indah atau tidak. Oleh karena itu, peran orangtua sangat penting diperlukan pada masa perkembangan anak di usia TK, sebab perkembangan “perasaan keindahan” sangat dipengaruhi oleh faktor pembawaan dan faktor lingkungan. Orangtua yang ingin meningkatkan potensi anak dalam menggambar perlu memberikan peluang dan dorongan kepada anak agar kemampuannya tersalurkan. Terlebih lagi pada usia perkembangan anak pada masa TK yang ingin mengungkapkan berbagai ekspresi sehari-hari sebagai penemuan hal baru, perhatian orangtua sangat penting untuk menunjang karya seni gambar anak sebagai ekspresi. Untuk meningkatkan potensi seni gambar ini, pemberikan sebanyak mungkin rangsangan dan kesempatan untuk membebaskan anak dalam berekspresi sangat diperlukan. Hal-hal yang perlu dilakukan oleh orang tua menurut Reni Akbar dan Hawadi (2006) untuk merangsang ekspresi anak melalui gambar yaitu sebagai berikut:
  1. Membawa anak ke tempat yang kaya akan pamandangan.
  2. Menyediakan peralatan seperti kertas gambar, pensil, spidol, cat, crayon, serta material lain untuk menggambar.
  3. Menyediakan tempat khusus untuk memajang hasil karya anak.
  1. Memberi komentar yang positif pada warna, komposisi, penggunaan ruang, tekstur, keseimbangan dan kontras dan menghindari komentar yang bersifat umum.
  2. Mengajak anak ke musium seni dan membiarkan anak memilih tempat yang disukai, mendorong anak untuk mengevaluasi hal-hal yang dilihat.
Pada penjelasan di atas, upaya mendorong kreativitas anak dalam berekspresi melalui seni gambar sangat ditekankan. Dengan melalui pengenalan lingkungan seni gambar, anak akan mendapatkan rangsangan yang cukup. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Ahmad Rofiq (2008) bahwa untuk menumbuhkan kreativitas anak, orangtua atau guru dapat mengakrabkan anak dengan dunia seni. Ketika jiwa seni anak cukup tinggi, mereka bisa mengapresiasi seni, menyukai seni, dan umumnya lebih cerdas secara emosi. Mengajak anak-anak mengunjungi pameran kesenian, seperti pameran lukisan, juga dapat menambah minat anak-anak terhadap seni. Kristyn Crow menjelaskan pula bagaiamana cara merangsang anak untuk mengekspresikan diri anak melalui gambar atau lukis :
Berkesenian merupakan kegiatan yang baik untuk anak-anak non-verbal atau mereka yang memiliki kesulitan dengan bahasa tertulis. Membelikan bahan-bahan seni untuk anak, seperti bantalan sketsa dan krayon, atau cat cat air. Untuk membicarakan tentang warna dan suasana hati, dengan cara menanyakan kepada anak ketika anak merasa marah, warna apa yang ia gunakan. Ketika anak mengantuk, dengan warna apa anak mengungkapkan. Ketika anak benar-benar takut, apa jenis binatang yang ada dalam gambarannya. Kemudian meminta kepada anak untuk memilih warna yang ia rasakan sekarang. Kemudian membiarkan anak melukis gambar abstrak atau sederhana yang menunjukkan bagaimana perasaan anak. Selanjutnya, membiarkan anak berpikir tentang hal-hal yang membuat anak marah atau sedih. Jika "gila" adalah rakasa, akan terlihat seperti apa anak tersebut. Membiarkan anak memiliki kebebasan penuh untuk menggambar apapun emosinya akan membimbingnya untuk membuat membuta gambar sesuai ekspresinya.

Setelah orangtua melakukan berbagai kegiatan untuk merangsang kegiatan anak dalam bidang seni gambar, maka daya tarik anak akan timbul. Imajinasi anak yang ditransformasikan dalam coretan-coretan merupakan coretan-coretan yang penuh makna dan arti. Goresan crayon atau celupan kuas dan sapuan di atas kertas serta efeknya yang datang dalam sekejap akan menimbulkan minat anak untuk bereksperimen dengan berbagai warna. Selain itu anak juga akan melihat pengaruh dari gerakan serta perubahan kombinasi warna, kemudian anak akan mengulangi hal itu kembali (Prasetyono 2008: 107). Namun, perlu diketahui bahwa penyaluran ekspresi anak dalam seni rupa khususnya seni gambar bukan menjamin anak-anak akan menjadi seniman besar nantinya. Pada intinya ekspresi merupakan wujud dari kebebasan anak. Wahyuti mengatakan bahwa keberhasilan dari kegiatan berkesenian untuk anak TK bukanlah dilihat dari keindahan hasil karya yang dihasilkan anak-anak tetapi lebih diutamakan pada proses berkreasi yang memberikan kebebasan berekspresi dengan cara yang menyenangkan sesuai dengan karakteristik kepribadian masing-masing anak.

No comments:

Post a Comment